STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Selasa, Februari 08, 2011

BEDA NILAI

Mengingatkan semasih kita bisa. Seperti yg kita lihat fenomena spiritualitas kita secara fisik semakin hari kayaknya semakin bertambah apabila dilihat dari jumlah peminat haji dan umroh yang begitu besar animonya dan juga kita lihat majlis taklim bapak-bapak dan ibu-ibu di kampung ataupun di kota juga marak adanya.
Tetapi bila kita lihat juga fenomena kerusakan akhlak, kejahatan, moral juga semakin meningkat. Berita bencana dan kekacauan dan kejahatan senantiasa kita dengar baik di kota maupun di desa-desa.
Coba kita cermati dari keluarga kita sendiri bagaimana Bapak Ibu kita yang semangat keagamaannya memang lebih dari pada kita sebagai yang muda, tetapi ketika praktek kehidupan sehari-hari sering terjadi perbenturan antar kepentingan yang mana mungkin egoisitas pribadi-pribadi yang begitu besar, yang tua merasa mereka telah matang dan kaya pengalaman tetapi mereka kurang untuk menerima kritik dari yang muda. Dan begitu juga yang muda merasa karena mereka ingin menunjukkan sesuatu yang dirasa banyak diperlukan adanya perubahan dan ingin menunjukkan karyanya dengan berbagai kegiatan atau aktivitas, dan kadang sebagai anak muda yang mungkin semangatnya masih menggebu-gebu mungkin saja kurang dalam bertingkah laku atau berbicaranya sehingga yang tua merasa tidak dihormati atau dituakan.
Akhirnya perbenturan-perbenturan ini dimungkinkan memang karena perbedaan nilai yang dianut antara generasi tua dan muda, dan akhirnya yang muda karena merasa terabaikan mengambil jarak dan bahkan melarikan diri ke arah perbuatan yang negatif.
Kita lihat di masjid-masjid kita animo anak-anak dan remaja pada umumnya kurang terisi oleh generasi penerus ini, apalagi waktu subuh yang enaknya memang untuk tidur dikarenakan anak-anak dan remaja kita pada malemnya asyik dengan keluar malem atau dengan hiburan yang menggantikan aktivitas luar yang katanya kurang bersahabat dan kurang baik pergaulannya, takut untuk bertemu untuk sekedar berdiskusi atau merencanakan kegiatan yang positif sebagai kiprah pembelajaran generasi untuk menghadapi masa yang akan datang dimana mereka akan menggantikan generasi yang telah mapan dan ada sekarang memegang kendali masyarakat ataupun keagamaan.
Dimanakah seharusnya generasi penerus ini menerapkan ilmu yang mereka peroleh kalau kesempatan untuk berkarya mulai ada penyekat-penyekat baik dari segi dana juga keterbatasan lain yang seharusnya di support oleh para pemimpin - pemimpin.
Suatu kritik dan saran seringkali dijawab dengan sesuatu yang menganggap mereka belum mampu atau bukan memberi solusi yang mengarahkan kepada yang arah yang bisa memberikan dorongan agar suatu aktivitas tersebut menjadi lebih baik demi untuk kebaikan semuanya.
Gesekan antar generasi ini di akar bawah masyarakat kita ini banyak terjadi dimana saja di berbagai penjuru daerah, yang akumulasinya adalah di nasional bahkan dunia dimana isu-isu pergesekan global yang diprediksi para futuristik atau bahkan paranormal yang malah dijadikan acuan untuk pijakan mengambil keputusan.
Yang tumbuh bukanlah daya pikir dan kreasi masyarakat dari bawah untuk kegiatan - kegiatan sosial kemasyarakatan tetapi sekarang digantikan dengan tumpangan banyak kepentingan baik dari dunia politik ataupun bisnis dengan program-program CSR yang berasal dari atas yang mana seakan masyarakat bawah kurang berdaya atau sudah berdaya tetapi kurang termanage dengan baik. Padahal memang dikarenakan banyak kendala yang dihadapi oleh remaja yang sebenarnya belum ada atau sedikit kepentingan dalam menjalankan kegiatan sosial kemasyarakatan di tengah masyarakat kita untuk membantu sesama dan berbuat demi kebaikan bersama.
Majulah Pemuda Tetaplah Semangat Terus Berkarya

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda