STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Jumat, Oktober 10, 2008

ORTU, ANAK dan PENDIDIKAN

Beberapa hari ini ada lagi pergolakan batin tentang makna kehidupan berkeluarga, bagaimana antara suami dan istri seharusnya saling mengambil peran di dalam keluarga, bagaimana masing2 pihak melaksanakan kewajiban dan haknya. Apalagi di dunia modern ini yg semakin komplek permasalahannya sehingga diperlukan kearifan masing-masing pihak untuk menyikapinya.

Kemarin kita coba baca dan cari referensi bacaan dari Caknur dan Hamka akhirnya dapat disarikan sebagai berikut semoga bermanfaat bagi kami sendiri dan juga rekan-rekan sekalian yg mungkin bisa mengambil iktibar.

Tugas orang tua adalah mendidik
anak sebagaimana doa kita sbg anak "robbighfirli waliwa lidayya warhamhuma kama rabbayani saghira, kewajiban orang tua adalah mendidik/mengasihi ini dari semasa anak belum lahir yaitu saat janin masih dikandung, kedua orang tua memperhatikan calon manusia ini, dan pendidikan setelah lahir oleh orang tuanya dengan kasih sayang, perhatian, ilmu, sehingga nantinya diharapkan anak menjadi anak yg sholeh yang tentunya menjadi harapan orang tua menjadi kebahagiaan hidup orang tua, menjadi amal jariah orang tua. Pendidikan yang baik cenderung tumbuh dan berkembang dalam keluarga yg baik-baik dimana hubungan antar orang tua, hubungan dengan anak yg wajar dan tentunya ada ghirah dari orang tua yg mempunyai harapan terbaik buat anaknya.

Jika terjadi hubungan yg tidak wajar/menyimpang antara ibu dan ayah, kedua orang tua dan anak-anaknya maka anak akan berkembang menyimpang dari fitrah manusia yg serba baik/suci ke jalan yg lurus yaitu agama yg hanif. Dari orangtualah anak akan mencari teladan dan contoh di kehidupan nantinya, ketika orang tua menanam bibit yg baik tentunya dengan segala perawatan, pemumpukan, dan segala kebutuhan agar nantinya menjadi pohon/hasil yg bagus sesuai harapan, bukan dari pengasuh/pembantu/playgroup atau selain orang tua yang kita tak tahu hasilnya/kualitasnya bagaimana, begitu juga sebaliknya.


Anak bisa menjadi ujian/fitnah sebagaimana harta (QS 8:28), juga adalah perhiasan hidup (QS 18:46) yg kalau kita lulus akan menjadi kebahagiaan hakiki.

28. dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

46. harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.



Jadi kesimpulan yg bisa diambil adalah anak bagaimana orang tua, anak merupakan cerminan orang tua.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda