STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Jumat, Januari 12, 2007

MINGGU YANG MELELAHKAN

Sudah lama gak ngeblog akhirnya kangen juga, tangan gatel karena lama gak nulis
Walaupun udah di depan komputer untuk main internet males untuk searching, browsing, cari sesuatu yang baru otomatis berhenti sama sekali.
Akhir Desember 2006 dan awal Januari ini begitu bejibun Proyek-proyek dan laporan-laporan yang harus diselesaikan. Ditambah lagi adanya perubahan perpajakan PPN sehingga harus berubah di penomoran pajak. Akibatnya karena NPWP ada 2 harus ada penyesuaian dan perlu konsultasi ke KPP.
Awal Januari Kasirku izin sampai seminggu maka aku harus handle pekerjaan keuangan dari ngasirin uang, cek giro, tagihan, payment pajak dan lagi ditambah urusan Proyek Telkomsel Kupang yang cukup merepotkan, ditambah lagi Proyek Telkomsel Kalimantan Barat.
Untuk kedepan juga ada persiapan Proyek Telkomsel Maluku dan Jayapura.
Kemarin juga sudah turun kerjaan Waskita untuk Proyek Water Palace di Surabaya yang rencananya butuh dana yang banyak sedangkan dana kita sudah habis untuk Proyek Telkomsel Kupang dan Pontianak, perkiraan mobil yang dibutuhkan sekitar 32 mobil intercoller.
Perkiraan sampai bulan Februari pekerjaan akan penuh dan membutuhkan banyak energi dan pikiran.
Kemarin habis pulang dari rumah untuk ikutan lebaran haji sekaligus silaturahmi dengan teman-teman lama, kawan kampung, masjid gotong royong sembelih 8 sapi dan 35 ekor kambing yang sebagian diberikan ke daerah yang kurang mampu. Alhamdulillah joinan sama adik dapet 2 kambing untuk masjid 2 dan untuk pengajian ibu-ibu malem jum'at 1. Di rumah temenin ibu yang curhat tentang permasalahan2 yang ada di rumah soal adik, soal kakak ipar yang suka bikin ulah di keluarga kami.
Adik ipar barusan juga lahiran anak yang kedua perempuan lagi dan saya sempatkan ke Salatiga. Rencana sebelum mau pulang sekalin nyamperin kenalan adik yang mau ditemuin ternyata ada kendala juga, adik malah pergi ke Cilacap sedang murobbinya sakit keras. Akhirnya aku maju sendiri agar renana semula tidak gagal, malam2 habis maghrib ku datangi rumah murabbinya hujan turun deras, akhirnya mampir ke masjid sholat Isya' ketemu bapaknya murabbi dan sampai juga di rumahnya. Ngobrol banyak dengannya tanya gimana harusnya dan jelasnya anak yang pingin ketemu ini. Dan saya minta waktu besok harinya agar dikasih waktu, kalo nggak bisa yang sudah kali tidak jodohnya. Saya udah dapat sinyal dari murabbinya anak ini sebelumnya sudah mau dijodohin sama orang tuanya. Dia keturunan anak orang kaya punya toko 2, dan sinyalnya akan sulit untuk ditembus dari sisi orang tuanya dan prediksi 50% - 50%.
Kuyakinkan diri saja maju saja, walaupun semalaman aku tidak bisa tidur, karena apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini. Ada pergeseran nilai-nilai dimana perempuan karena mereka mampu secara materi atau dari sisi pekerjaan mereka mampu menghidupi diri sendiri. Semalaman konsep-konsep hidup berkecamuk di pikiran saya ingin mencari apa sih yang agama ajarkan kepada manusia. Bolehkah wanita bekerja, bagaimana sih tanggung jawab suami dan istri, dan itu semua harus saya cari sampai ketemu, malam itu aku gerilya cari buku-buku literatur punya almarhum bapak, punya kakak, buku koleksiku, Qur'an terjemahan kucari sampai dapat dan kutemukan literatur yang menyatakan bahwa laki-laki adalah pemimpin keluarga, yang melindungi, memimpin, dan harus bertanggung jawab atas keluarga yang ditanggungnya. Diapun wajib memberi nafkah kepada keluarga semampu dia, sedangkan perempuan harus mentaati suami, dia boleh bekerja dengan ijin suami. Wanita pada dasarnya haknya sama dengan laki-laki tetapi ketika dia sudah menjadi istri dia harus taat dan patuh pada suami, bahwa pekerjaan itu jangan sampai mengganggu tanggung jawabnya terhadap keluarga, jangan sampai dia tidak taat kepada suami karena mungkin jabatan, gaji, atau apanya yang lebih dari suami.
Pengalamanku dengan calon yang kemarin kandas karena egonya terlalu tinggi tidak mau ikuti aku, mungkin karena kekhawatiran bila aku tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup yang semakin mahal saja, akankah karena dunia yang serba sekarang diatur oleh industrialis, kapitalis ini kita mau ikuti saja apa yang mereka mau. Wanita harus ikuti jam yang menjadikan mereka tunduk pada suatu industri, perubahan jaman.
Dana dari info murabbi untuk yang kedua ini yg ditakutkan adalah juga begitu karena punya materi yang cukup dengan dua buah toko yang mencukupi dan mungkin tidak bisa ditinggalkan begitu saja, menjadi bayangan yang begitu menghantui pikiran. Dunia memang berubah sedangkan aturan agama sebagai tuntutan adalah tetap, dan apabila kita mau melaksanakannya insya Allah akan menjadikan kita hidup dalam ridlo Ilahi.
Mencari ilmu itu wajib, tapi mencari nafkah itu adalah kewajiban seorang suami bagaimanapun dia harus sekuat tenaga mencukupi apa yang diperlukan oleh keluarganya. Manusia memang penuh rasa takut dan lapar (minal khaufi wal juu'i).
Akankah materi, jabatan, anak yang menjadi amanat Allah kepada kita kemudian melupakan cinta kita kepada-Nya.
Materi, jabatan, anak apabila dipergunakan sesuai dengan aturan Allah maka mereka akan menjadi kebahagiaan kita baik di dunia maupun akhirat menjadi ladang amal kita yang tidak putus dengan amal jariyahnya, dengan doa anak yang sholeh yang tak akan terputus dan ilmu yang berguna yang kita tularkan kepada anak keturunan kita. Dan bisa juga menjadi fitnah apabila kita tak mampu mengelola yang menjadi neraka, keterpurukan, kesengsaraan hidup kita di dunia bahkan di akhirat karena harta bisa menjerumuskan, anak bisa merongrong kita, jabatan bisa menyebabkan kita masuk ke dalam neraka.
Semalam itu juga kubaca semua buku dan sebelum tidur ku sholat tahajud dulu untuk memantapkan hati bahwa semua ada yang mengatur hidup ini. Rejeki, jodoh, umur ada ditangan Allah manusia hanya bisa berusaha dan Allahlah yang menentukan.
Dan kutemui juga akhirnya anak ini selasa siang setelah ku cari tiket untuk persiapan sorenya pulang. Pagi janjian sama temen pingin makan siang bareng ternyata tidak kesampaian.
Jam 2 siang di rumah murabbinya akhirnya ketemu juga dengan Mbak Wiwin namanya. Anaknya kecil tapi wajahnya lumayan, kuajak ngobrol diskus ingin kuketahui karakter anak ini
ternyata dia mau melepaskan egonya ketika kuungkapkan bahwa laki-laki adalah berkewajiban mencari nafkah, dan istri berkewajiban mentaati suami dan boleh bekerja beraktivitas dengan izin suami. Kemandirian sekali lagi kutekankan, karena dengan mandiri kita tidak akan tergantung dengan siapapun, lepas dari orang tua, dari keluarga, untuk membentuk keluarga baru yang bebas dari intervensi pihak manapun. Keputusan berada antara suami dan istri yang telah membikin ikatan. Dia meyakinkan bahwa dia mandiri, aktif, dan tidak mau egois, ingin melaksanakan ajaran agama yang diyakininya. It's right tidak mengapa. Inisiatif bertanya yang kurang dari dia membuatku keki, dan serba salah aku harus bagaimana. Tapi tidak mengapa manusia memang tidak sempurna seperti yang kita idealiskan seperti yang kita pikirkan. Semua manusia memiliki kelebihan dan kekurangan.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda