STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Senin, Januari 22, 2007

TERNYATA

Walaupun sudah haji, sholat, dan beberapa ibadah mahdloh lainnya dilaksanakan ternyata masih banyak saudara kita belum memahami arti ibadah sesungguhnya. Ibadah diartikan bahwa ketika dia sudah melaksanakan ritual-ritual tersebut merasa sudah cukup dalam berkehidupan agama. Mereka artikan ibadah hanya sebatas ritual tersebut, sedangkan kehidupan sehari-harinya terlupakan oleh semangat ibadah yang serba suci.
Keshalihan hanya untuk dirinya, terserah orang lain, tetangga, teman, kerabat mau gimana asal kita sudah melaksanakan perintah tersebut rasanya kita sudah puas.
Islam tidak dilaksanakan secara kaffah, hanya ritual-ritual yang mereka anggap sesuai dengan kemauan manusia, bukannya semua perintah agama dilaksanakan. Mau sholat, mau haji, mau puasa, tapi ketika disuruh untuk sedekah, untuk menzakati rezeki yang diperolehnya mereka merasa bahwa apa yang mereka usahakan itu sebagai hasil jerih payah, kerja keras dirinya sehingga enggan untuk mengeluarkannya.
Dengan haji akan didapat gelar haji, dengan berbaju koko dianggapnya sudah mencerminkan sikap hidup yang islami, tetapi ketika di dalam pekerjaannya, dalam kehidupan dunianya tidak mencerminkan apa yang telah mereka laksanakan dalam ritual ibadah itu saja.
Yang mereka ceritakan pengalaman berhaji soal pasar seng, soal makanan yang diberikan, soal kemudahan-kemudahan pelayanan yang diberikan, tetapi tidak mereka perhatikan adakah peningkatan setelah berhajinya.
Masihkah merendahkan orang, bagaimana mereka memperhatikan masyarakat sekitarnya.
Kemarin di tempat saudara ada sedikit cerita :
Sudah haji, bangun masjid juga, tapi untuk menyantuni anak yatim di sekitarnya yang barusan ditinggal mati orang tuanya merasa susah padahal rumah lumayan luas harga ratusan juta, mobil bagus tan kepala bagian.
Cerita dari Bos juga begitu, ketika bertemu klien yang levelnya cukup lumayan di top manajemen BUMN setelah pulang haji, cerita-cerita keduniaan yang keluar sedangkan makna sebenarnya dari ibadah yang dijalaninya tak diketahuinya. Betapa keringkah ibadah kita ini,
Tapi mungkin memang baru segitu pengetahuan agamanya, memang dulunya belum mau ibadah, belum mau ngaji, setelah mendapat istri yang lumayan pengetahuan agamanya baru ritual-ritual itu dilaksanakan. Mungkin belum dan mudah-mudahan terus meningkat pemahaman keagamaanya.
Setelah memperhatikan, mengamati banyak orang muslim termasuk saya sendiri tentunya memang kita kurang / belum mau melaksanakan Islam secara kaffah masih menurut hawa nafsu, keinginan kita, mana yang menguntungkan kita, mana yang membawa manfaat bagi kita.
Benar pendapat Syafi'i Maarif bahwa kita sudah meninggalkan Al Qur'an dan Hadist, kita hanya membaca tanpa tahu artinya, kurang memahami, kurang mempelajari, kurang mengamalkan dalam kehidupan kita.
Nampaknya Al Qur'an sudah ditinggalkan ummat Islam, sehingga ummat Islam tidak maju-maju, sedangkan orang di luar kita banyak mempelajari Al Qur'an untuk mengambil pelajaran yang ada di dalamnya.

Semoga kita senantiasa muhasabah, menambah pengetahuan agama kita, banyak menyerap ilmu dari manapun asalnya dan tentu saja menyebarkannya kemanapun orang membutuhkan peran kita, apakah ilmu kita, tenaga kita, pemikiran kita.

Senantiasa mencari, dan memberi.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda