STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Rabu, Juli 09, 2008

KETELADANAN

Share dg temen soal keteladanan dan tokoh-tokoh sekarang ini yang instan muncul, seperti produk2 yang dimunculkan oleh kultur materialis dan liberal tercipta lewat bantuan media apakah itu televisi, radio, koran, atau smsan.

Beda dengan dahulu yg kalo saya amati suatu tokoh akan muncul memang dikarenakan kepiawaiannya dalam ilmu yg dimilikinya, peran aktif mereka di masyarakat sehingga menjadikan tokoh tersebut memang muncul dari masyarakat itu sendiri, tidak dibuat oleh produk liberalisme. Seorang kyai tidak akan merasa dirinya disebut kyai, tetapi memang karena masyarakat / ummat sekitarnya mengakui kepiawaian, ketawadluan, penyebaran ilmu lewat taklim-taklim yg biasanya tidak mengharapkan imbalan apapun dari apa yang disalurkan tetapi merupakan kewajiban dari seorang alim untuk menyebarkan ilmunya yang insya Allah akan menjadi amal jariah sebagai ilmu yang bermanfaat.

Juga dari beberapa buku yang kita baca khususnya tokoh-tokoh di Prancis atau Iran, dimana memang sejak usia belia / remaja seseorang pemimpin sudah mempunyai akar kepemimpinan dan ikut penggemblengan kader yang kuat semacam Imam Khomeini, Ali Syariati, Roger Garaudy. Mereka adalah bukan tokoh karbitan yang secepat kilat muncul di dalam masyarakat, tetapi mereka sudah matang sejak awal dengan didikan yang sudah tersistematika dalam alam demokrasi yang sudah dewasa semacam di Iran atau Prancis, sedang yang terjadi di masyarakat Indonesia sistem demokrasinya walaupun sudah cukup lama tetapi memang kalo kita lihat akarnya adalah adanya upaya saling menjatuhkan, kutu loncat yg tidak memberikan contoh dan teladan bagi generasi dibawahnya.

Ataupun contoh dari Nabi yang mempersiapkan dan menggembleng sahabat sebagai kader-kader penerus yang handal yang akan meneruskan tugas Nabi untuk mensyiarkan agama Allah dengan sepenuh hati, apakah itu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib maupun generasi penerus sebagai kaum awal generasi terbaik.

2 Komentar:

Blogger Jenny Oetomo mengatakan...

Memang keteladanan dibuktikan dengan perbuatan dan itu dari hari demi hari, minggu minggu s/d tahun demi tahun, tetapi dalam dunia modern sesuai dengan postingan Bapak bahwa kepopuleran diblowup oleh media untuk membentuk opini, Salam

9:01 AM

 
Blogger Haris mengatakan...

Iya, saya perhatikan banyak tokoh tokoh instan, estafet kepemimpinan tanpa melalui proses kaderisasi. Sangat berbahaya jika suatu posisi jabatan disrahkan kepada yang bukan orang ahlinya.
Kalau jaman dulu, orang merasa sangat khawatir jika ditunjuk sebagai pemimpin, jaman sekarang justru orang berlomba memperebutkan kursi kepemimpinan.
Salam

8:33 PM

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda