STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Jumat, Juni 01, 2007

KONSUMERIS - HEDONIS ADIKNYA KAPITALIS

Sikap apatis
Yang beranggapan bahwa yang penting "saya tetap baik dan bersih” sedangkan masalah di luar sana urusan orang lain bukan terjadi pada diri saya. Sikap kekurang pedulian terhadap lingkungan sekitar, dan cenderung tak mau tahu problem yang terjadi di sekitar mereka sedang menjangkiti kita. Masjid-masjid kampung kita sendiri kita tinggalkan tak berusaha dimakmurkan, masyarakat sekitar kita tak tahu apa yang terjadi apakah ada masalah atau tidak kita cuek saja bahkan kita berusaha menghindarinya, terjadi kemacetan / kejumudan, degradasi dan dekadensi moral terserah saja itu urusan bapak-bapak kita, RT atau RW kita, sebagai agent of change kita yang dibekali ilmu dan pendidikan yang lebih harusnya bisa memberi solusi bukannya malah menambah permasalahan baru.

Konsumerisme

Kebudayaan konsumerisme yang merupakan anak kandung dari capitalisme yang menjadikan anak muda tidak mampu untuk merumuskan / menetapkan jalan kehidupan yang akan ditempuhnya, dan bahkan seringkali gagal mendefinisikan tujuan hidupnya. Mereka terjebak dalam gaya hidup modern yang memang diciptakan oleh system industri kapitalistik sehingga tidak bisa lagi bersandar pada realitas, tatapi hidup dalam impian hidup yang maya yang berangan-angan dalam impian yang pingin serba lebih dan wah. Iklan yang boombastis dan menarik yang digaungkan dimanapun kita berada apakah dirumah, di jalan, di sekolahan, di tempat kerja kita sepertinya kita terkepung.

Mall, Disneyland, Televisi dan icon2 kebudayaan pop yang merupakan kepalsuan yang dianggap lebih baik dari realitas yang terjadi di sekitarnya. Realitas yang yang ada dianggap sebagai masa lalu yang sudah usang dan harus ditinggalkan padahal realitas inilah yang harus dihadapi dan dipecahkan sedangkan kehidupan angan-angan yang disuguhkan oleh budaya impian yang virtual dianggap sebagai masa depan yang harus dikejar ini dibuktikan dengan banyaknya ajang idol-idol yang ingin mewujudkan impian anak muda secara instant dan serba cepat, yang intinya lifestyle yang dijalani anak muda sebagai perjuangan yang hanya untuk memenuhi hasrat / keinginan.


Disarikan dari Opini Republika Kamis, 31 Mei 2007 oleh Eman Hermawan ‘ Partai Gaul”

REALITAS

Sudahkah kita perhatikan orang – orang di sekitar kita apakah satpam yang perannya yang mungkin tidak tampak di mata kita, mbak titik sang penjual sayuran di depan kantor, mbak ning tukang cuci baju yang sering mondar-mandir mencuci dan menggosok baju beberapa anak kos, penjual dagangan yang rutin kita pesan, sudahkah kita tanyakan tentang keadaan mereka ini. Seperti gajah di depan mata tak tampak, kuman diseberang lautan Nampak, angan-angan yang jauh di mata yang selalu kita ingin raih sedangkan problem, orang-orang, lingkungan di sekitar kita yang juga membutuhkan peran kita sering kali terabaikan.

Sikap individualis yang memang ingin ditanamkan oleh kaum kapitalis sudah tertanam dalam hati dan pikiran kita, yang penting saya senang yang penting saya meraih impian yang saya dambakan terserah dengan lingkungan sekitar kita tercurah sedikit rejeki atau kasih saya dari kita tidak.

Filternya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri, jangan mau jadi follower, jadilah pemberontak yang kreatif dan untuk tujuan positif, etika, sopan santun, budaya kita sendiri, Qur'an dan Hadis tinggalannya Kanjeng Nabi jangan lupa itu.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda