STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Selasa, Oktober 09, 2007

LEBARAN ATAU PEMBOROSAN

Di depan kantor kami yang masih dalam kawasan pergudangan electronic city pada bulan puasa ini berderet-deret mobil masuk dan keluar gudang bahkan area parkirpun sampai tak muat dan harus memadati pinggir jalan sebagai tumpahannya, bahkan menjelang lebaran ini urusan bongkar muat barang hampir 24 jam.

MNC seperti Carefour, Electronic City, Hypermart dan mall lain kalau kita lihatpun begitu penuh pengunjung juga pasar-pasar tradisional yang menyediakan berbagai keperluan hidup manusia. Malem kemarin ngobrol sama pegawai EC dan kami perhatikan di berbagai tempat banyak juga keluhan rekan-rekan muslim kita ini dengan sistem sekuler dan kapitalis yang ada di negeri ini, untuk urusan hari raya Idul Adha atau Idul Fitri mereka harus masuk kerja setelah melaksanakan sholat dan ini tentu saja untuk memenuhi kebutuhan yang menurut saya sangat tidak menghormati hari-hari raya tersebut. Bagaimana bisa sampai kita tidak memikirkan dengan belanja di tempat2 tersebut yang buka pada hari yang sangat penting dan perlu untuk manusia sedikit merenung, silaturahmi, tidak diberikan kesempatan mereka untuk ikut merasakan suasana tersebut. Kita sudah tidak menggunakan logika kita demi kenikmatan dan kepuasan diri kita harus mengorbankan dan merugikan orang lain. Cara berpikir kita rasanya sudah materialistis banget karena kita punya uang, kita menginginkan sesuatu sepertinya tidak tertahankan lagi walau waktu2 tersebut tentunya ada masa bagi saudara untuk mengikutinya.

Mengenai pemborosan sudah tentu pasti toko-toko, mall dan pusat-pusat perdagangan begitu ramai menjelang lebaran ini. Masjid-masjid ditinggalkan digantikan keramaian suasana pusat perbelanjaan yang penuh sesak. Suasana tadarus al-Qur'an, sholat tarawih, dan acara untuk memakmurkan masjid yang dulunya ramai dan bedugpun ditabuh bertalu-talu tergantikan suasana haru biru cara penyambutan yang menurut saya sudah salah kaprah.

Kita menganggap diri kita sebagai masyarakat religius tetapi tanpa kita sadar kita sudah menjadi masyarakat yang sangat sekuler yang mengesampingkan hak-hak saudara kita yang lain dan tentunya hanya para pemilik modal / uang yang bisa membeli dan mengganti semua itu dengan apa yang mereka miliki.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda