STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Minggu, November 11, 2007

Z I S

Kemiskinan dan kemelaratan di bumi Indonesia dari dulu sampai sekarang bukannya berkurang tetapi secara kuantitas maupun kualitas bertambah. Booming minyak, masuknya investasi dan digulirkannya pembangunan di seluruh pelosok belum mampu untuk mengatasi permasalahan ini.
Sebenarnya bangsa Indonesia ini yang mayoritas Muslim mau dan sadar untuk melaksanakan salah satu rukun Islam yang senantiasa dalam tiap ayat Al Qur'an digandengkan dengan perintah sholat yang maknanya berarti wajib hampir sama dengan sholat yang harus dikerjakan dan kalau sudah berumur 10 tahunpun harus diberi peringatan dan dipukul. Bahkan pada zaman khalifah Abu Bakarpun sampai-sampai mengejar-ngejar para pengemplang zakat ini agar sadar akan perintah ini.
Kalau kita lihat kiri kanan di sekitar kita di pemukiman daerah perkotaan yg telah menikmati pendidikan belum tumbuh semangat utk menghitung dan mengeluarkan zakat dari penghasilan atau hartanya. Mereka masih terlena dan terjebak dalam bombardir konsumerisme, kemewahan dan bermegah-megahan yg ditawarkan oleh sistem kapitalisme. Sebagai contoh ketika moment Idul Fitri yang minimal kalau mau secara sadar sekalian ketika mereka mengeluarkan zakat fitrah, menghitung juga harta yang mereka miliki untuk dikeluarkan kepada 8 asnaf yang berhak menerima dan juga ada Panitia atau sekarang lembaga-lembaga seperti BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat dll.
Pengalaman dikampung saya utk Zakat Fitrah memang melimpah ruah dan bahkan karena kesadaran beragama masyarakat kecil fakir dan miskinpun berusaha utk mengeluarkan jenis zakat ini padahal seharusnya mereka malah berhak mendapatkannya, bahkan karena berlebih di kampung kami beras di keluarkan ke daerah lain untuk disebarkan, sedangkan untuk urusan zakat mal dari tahun ke tahun tidak ada peningkatan yg berarti dalam kuantitasnya. Pernah suatu kali dalam ada beberapa usulan untuk memberikan undangan takbiran sekaligus utk memberikan zakat fitrah dan sedikit zakat mal kalau ada kelebihan uang. Upaya ini sedikit berhasil dalam menghimpun zakat mal dengan mengajak dan mengundang tentunya dengan sosialisasi para tokoh masyarakat yg faham agama. Tetapi karena faktor usia sesepuh2 itu mulai banyak yg sakit-sakitan dan meninggal dunia, sedangkan tokoh-tokoh yg kurang kepeduliannya terhadap masyarakat tidak meneruskan inisiatif ini lagi dan yang terus berlangsung adalah ritual kumpulan takbiran.
Satu contoh lagi di perkampungan lain yg kalau dihitung orang yang berkecukupan di kampung itu lumayan banyak, tetapi untuk urusan yang satu ini untuk mengeluarkan uangnya utk berzakat keenggananlah yang ada. Mereka lebih mementingkan urusan lebaran dengan pernak-pernik makanan, minuman, pakaian, alat elektronik, mebel, renovasi rumah dll yg serba baru. Untuk urusan menyisihkan uang utk fakir miskin nanti dulu setelah semua tercukupi bahkan mereka berlebih utk urusan lebaran dan menjadikan konsumtif dan sepertinya jor2an. Pada masa lebaran hajipun untuk mengeluarkan sedikit dananya untuk berkorban bisa dihitung dengan jari, padahal rumah yg mereka tempati lumayan bagus utk ukuran desa, ada kendaraan mobil atau minimal motor, berpredikat haji sepertinya urusan agama itu sebatas ibadah-ibadah yang tampak dan memuaskan diri mereka sendiri terserah kanan kirinya lapar, berkesedihan, dan wajah muram durja yang penting bisa ke Mekkah atau sekedar aktif jamaah ke masjid tapi implikasi keluarnya tidak ada, egoisme2 agama dan amalan2nya menjadikan mereka peka dan cenderung bersitegang kalau ada perbedaan.
Dan terakhir ada cerita dari bos kemarin ketika akhir ramadhan berusaha mengumpulkan sedikit uang untuk dibagikan ke warga kurang mampu untuk sekalian menyebarkan sedikit zakat perusahaan yang alhamdulillah sudah dilakukan pada tahun ini. Bos berusaha keliling pada temen2nya yg secara ekonomi sangat berkecukupan, untuk ukuran kerja minimal selevel manager dan director yang merekapun muslim juga tetapi untuk urusan inipun hanya beberapa yg mau itupun hanya sekedar saja. SUNGGUH IRONIS

ZAKAT MEMBERSIHKAN - BERTAMBAH - MENSEJAHTERAKAN

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda