STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Rabu, Januari 23, 2008

LIBERALISASI & GLOBALISASI

Sekarang mulai dirasakan oleh rakyat banyak apa dampaknya penerapan liberalisasi perdagangan yang digagas oleh negara G-8 dengan Amerika sebagai pemimpinnya dengan tangan-tangannya apakah lewat IMF, World Bank, WTO, IGGI atau berbagai pertemuan yang digagas dengan menggembar-gemborkan tentang perdagangan bebas tanpa batas dan tanpa hambatan.
Dengan adanya supreme mortage kemarin di AS yang sudah diprediksikan akan menimbulkan resesi ekonomi di AS, disusul berbagai kerugian di perusahaan-perusahaan besar seperti Citibank, Morgan Stainley, Bank of America dll, kemudian kenaikan harga minyak dunia sampai level 100 dolaran, pada akhir 2007 yang lalu sekarang baru dirasakan dampaknya dengan berbagai kenaikan komoditas di seluruh dunia apakah itu harga besi, terigu, kedelai, otomotif, elektronik yang terdengar sayup-sayup di koran ekonomi yang mungkin kurang dipahami rakyat kecil dan baru terkena imbasnya dan berteriak-teriak belakangan. Ekonom kita kurang menginformasikan secara lugas kepada rakyatnya dan kurang mengantisipasi lewat praksis lapangan yang akan dihadapi oleh jutaan manusia yang hidup di dunia ini, mereka masih berkutat pada permainan angka, perubahan asumsi harga minyak, perubahan APBN dll yang terlalu makro dan kurang bisa dipahami.
Untuk makan tempe yang merupakan kebutuhan yang sangat dasar sebagai lauk pauk rakyat kecil yang gak bisa makan daging kecuali pas lebaran kok ya bisa terimbas.
Karena perdagangan bebas pemerintah lebih nyaman untuk membikin mudah persoalan tentang berbagai kebutuhan masyarakat baik yang primer seperti pangan, sandang, dan papan, sekunder dan tentu tersiernya. Untuk pangan kekurangan kebutuhan bukannya dicari solusi bagaimana meningkatkan produksi beras, kedelai, gula, terigu dll tetapi solusi yang diberikan adalah dengan cara mengimpor dan membuka kran masuk barang asing ke Indonesia barang-barang primer tersebut dan tentunya petani kecil yang dari dulu berteriak tentang mahalnya pupuk, mahalnya pakan, mahalnya peralatan2 pertanian, dll dan tergusurnya lahan-lahan produksi oleh pabrik-pabrik dan pemukiman.
Pemerintah mirip pedagang besar yang ikut bermain mencari untung di dalamnya dengan BUMN-BUMNnya yang seharusnya mengayomi masyarakat dibawahnya. Bagaimana BULOG, Deperindag dalam berkongsi dengan para kapitalis-kapitalis dunia yang mencengkeram dan menjeratkan leher ke seluruh dunia dengan memberikan keuntungan kepada sebagian kecil orang yang berada di tampuk kekuasaan dengan kemewahan-kemewahan yang ditawarkan dan tentunya akan kembali masuk ke kantong kapitalis itu kembali.
Rakyat kecil makin kecil, terhimpit, teralenasi, tersingkirkan dan terbuang ke ketiak-ketiak kota dan desa kemudian pendidikan tidak terjangkau, kesehatan tidak terjangkau, bahkan untuk makanpun semakin susah dan susah.
Sebuah pertandingan yang tidak adil menjadi imperialis model baru, dan menjadi kembali budak-budak kompeni kembali diri-diri kita beserta KNIL-KNIL lokal yang kejam kepada masyarakatnya.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda