STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Rabu, Oktober 31, 2007

GET FAMILY

Ada berbagai cerita dan pengalaman yang terdengar di telinga ini, kok gambaran membentuk keluarga bukan lagi sebagai suatu tujuan suci tetapi malahan cerita-cerita menakutkan perang tanding, kuat-kuatan ego, cerai selingkuh yang banyak terdengar.
Cerita-cerita tentang hal yang membahagiakan, yang menentramkan, keharmonisan, kerukunan sesuatu yang sudah susah kita dengar dari kanan kiri kita. Dunia sinetron, televise, media massa yang menceritakan banyak keburukan, dan gaya hidup yang tidak benar malah seolah kita anggap sebagai tuntutan dan kita anggap bahwa keluarga itu yang begitu banyak sandungan, percekcokan, persaingan.

Kalau kita mau mengambil pelajaran dari ini semua sebenarnya yang diperlukan bagi kedua belah pihak adalah mengembalikan lagi kepada pedoman berkeluarga menurut Al Qur’an.
Bagaimana harusnya seorang suami harus bersikap, bagaimana istri juga berperan, tarbiyah keluarga, aturan-aturan perselisihan menurut agama, bagaimana anak harus bersikap kepada orang tua, dan bagaimana pendidikan yang diberikan orang tua terhadap anak sudah bukan lagi berpedoman pada pedoman manusia yang telah diwasiatkan nabi kepada kita Qur’an dan Hadist.

Kesibukan-kesibukan dunia telah melupakan diri kita kepada apa esensi kehidupan sebenarnya, keegoan, merasa benar, merasa pintar, merasa lebih kuat dan sebagainya yang sebenarnya itu adalah sifat setan dan itu ternyata ada pada diri kita ini. Bukannya sifat-sifat Tuhan dengan asmaul husnanya yang berusaha kita masukkan ke dalam sanubari dan kehidupan kita, teladan2 nabi tidak mau dipelajari dari shirah nabi tapi yang kita cari trik dan tip dari majalah-majalah atau Koran yang telah menggantikan pedoman hidup kita sebenarnya. Kita bukannya mendekat kepada Tuhan tetapi malah kita mendekat kepada sifat dan sikap syaithaniyah.

Suami harus berpengetahuan, harus ada saling tarbiyah, ada upaya saling mengingatkan, penuh dengan kerelaan, keridhoan dan penerimaan yang saling tulus, dan istripun harus berani mengingatkan apabila sang suami apabila memang salah jangan diam saja (berilah peringatan karena peringatan itu bermanfaat Al A'la : 9)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda