STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Jumat, Agustus 03, 2007

KAPITALIS BERAKSI

Kemarin habis meeting semua rekan kantor dengan bos, ternyata rencana pengangkutan batubara/nikel yang sebenarnya ingin kita kelola sendiri ternyata kandas, karena sang owner membentuk company untuk menangani pekerjaan ini. Salah satu kendala yang mungkin menjadi pertimbangan owner adalah kemampuan finansial perusahaan kita yang mungkin mereka lihat belum mampu untuk menangani project sebesar ini.

Kasus kedua kemarin denger dari staff operasional terjadi demo di cikarang di gudang customer mengenai status kepegawaian. Sudah umum dewasa ini untuk perekrutan tenaga kerja atau keperluan SDM di sub kontrakan dengan perusahaan outsourching, sehingga company ketika membutuhkan SDM tinggal cari dari outsourcing ini dan tentu saja tanggung jawab company hanya kepada outsource ini saja tidak sampai ke employee, dan tentunya daya tawar employee sangatlah lemah dan setiap selesai kontrak harus berpikir dan berdoa semoga diperpanjang kontraknya. Hal ini disebabkan sistem ini sekali lagi demi kepentingan kapital yang ingin memutus rantai kepegawaian dengan mudah dan ketika membutuhkan SDM lain tinnggal cari lagi yang baru tentunya dengan cost yang rendah dengan kualitas yang bagus. Kalo di perusahaan MNC ataupun konvensional yang tidak berlandaskan agama itu mungkin wajar, karena pemikiran mereka adalah profit oriented mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan menekan cost seminim mungkin mereka keluarkan. Jadi ibarat manusia adalah seperti salah satu faktor produksi selain kapital, mesin, manusia tidak dilihat dari sisi kemanusiaannya tapi cenderung disamakan dengan mesin istilahnya. Lihatlah karyawan di shift mengikuti pola kerja mesin, demi pasar, dan tentunya demi kepentingan bisnis yang akhir-akhirnya adalah uang. Inilah jahatnya free fight liberalism yang didengungkan para pencetus capitalism. Coba tengok kembali teori-teori ekonomi Adam Smith, David Ricardo, dan temen2 lainnya yang memang mengukur manusia juga dengan angka-angka, padahal selain secara fisik manusia juga mempunyai akal pikiran dan hati nurani, tetapi dalam hal ini semua itu diabaikan. Inilah semangat etika protestan yang melahirkan semangat kebebasan bagi semua orang tetapi juga dampaknya menghilangkan sisi kemanusiaannya.

Kasus yang lain adalah kemarin pas pulang ketemu temen yang bekerja di lembaga pendidikan yang notabene membawa Islam sebagai suatu simbol dan mungkin menjadi alat jual yang ampuh untuk meraih pasar muslim yang memang potensial, sudah bekerja 3 tahun tapi sampai sekarangpun masih kontrak dan tidak ada kejelasan status kepegawaiannya apakah nantinya menjadi capeg apalagi sampai berpikir menjadi tetap. IT'S BULL SHIT

Trus kasus selanjutnya pas ngobrol dengan bos, ada salah satu staff baru yang juga bekerja di sebuah lembaga pendidikan yayasan Islam juga begitu ketika berjuang untuk membangun pendidikan Islam dengan tujuan mendidik generasi penerus yang memiliki jiwa keIslaman dan tentunya bertaqwa kepada Allah, tetapi ketika sudah mulai besar dan mendapatkan dana yang besar lagi-lagi kalau sudah urusan money, idealisme tersebut terkalahkan dan menjadikan kita terbuai dan terlena dengan materi. Uang-uang tersebut ternyata lari kemana dan sebagai salah satu generasi muda Islam yang mungkin sudah melihat kebusukan sistem yang juga menjalar sampai akar ke lembaga-lembaga Islam yang tercemari semangat kapitalisme ini yang harus meninggalkan dengan perasaan kecewa.

Begitulah seharusnya semangat-semangat muda yang ingin bersih, ingin berusaha menyejahterakan masyarakat banyak, menjadi rahmatan lil alamin banyak sekali ternoda oleh godaan-godaan dunia yang memang menyesatkan. Definisi ikhlas menjadi kabur, agama dirusak oleh oknum-oknum yang berusaha memperoleh keuntungan dunia dengan memanfaatkannya.

SEKARANG YANG PENTING BAGI KITA ADALAH JANGAN BERHARAP TERLALU BANYAK TERHADAP KAPITALIS YANG MEMANG TIDAK MEMANUSIAKAN MANUSIA, TETAPLAH BERUSAHA, BEKERJA SEBAIK-BAIKNYA, TERUS BERKARYA DAN MAJU TERUS HANYA DEMI RIDHO ILAHI.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda