STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Rabu, November 21, 2007

TROUBLE TRADE

Our discuss with old friend mengenai prospek usaha di Indonesia selama dia bekerja di industri ekspor mebel yang nilai sales per tahunnya 14 milyar mereka harus berjuang utk mencari pasar sendiri, memenuhi kebutuhan modal sendiri dan tentunya mengatur agar perusahaannya tetap eksis.

Untuk mencari pasar karena faktor keamanan yg orang barat masih trauma dengan kejadian 911 yg lalu dan juga bom bali menimbulkan keengganan utk datang ke negeri tercinta ini. Untuk mengatasi hal tersebut akhirnya dengan modal nekat kawan2 kita ini berangkat dengan modal sendiri ikut pameran ke negeri2 yg memiliki potensi pasar baik di Eropa, Singapura, maupun Timur Tengah. Dukungan pemerintah atas kawan2 kita ini ketika tiba di kawasan2 tersebut kurang ada perhatian dari Konjen/Atase Perdagangan kita disana, hal ini sangat berbeda dengan China atau Vietnam, mereka sangat membantu pengusaha yg datang ke negara2 tsb dan memfasilitasi pertemuan bisnis dg rekan2 yg mungkin bisa mensukseskan misi dagang mereka yang akhirnya akan menambah devisa negara. Sungguh ironis pejabat kita memang bukannya bekerja untuk melayani tetapi harus dilayani dan kalau perlu mencari untung dan ambil kesempatan untuk ikut menjadi makelar dagang istilahnya.

Dari segi permodalanpun karena lemahnya dari segi jaminan, ataupun birokrasi yang sgt sulit untuk urusan kredit di negeri kita dikarenakan ketakutan tingkat NPL yg tinggi di masa-masa resesi ekonomi yg lalu sehingga perbankan kita menjaga dan sangat hati-hati untuk mengucurkan kreditnya ke sektor riil yang sangat membutuhkan dukungan dari institusi ini.
Bahkan yg terjadi sekarang adalah kelebihan likuditas / dana pihak ketiga dan cenderung mencari amanya saja dengan memasukkan dana mereka ke instrumen SBI yg sangat memberatkan negara dimana harus mengeluarkan bunga utk dana2 tsb.

Iklim yang kurang kondusif dari negara kita terutama dari birokrasi inilah yg sebenarnya membebani negara kita sendiri, insentif2 kepada para pengusaha yg kreatif ini yang membantu negara mendapatkan devisa, mengurangi pengangguran sangat kurang sekali.

Untungnya para pengusaha2 kita tidak mau menyerah dg keadaan ini walau harus berjibaku agar tetap hidup dan eksis dan menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri, orang lain, masyarakat dan negara yang tidak merasa dibantu oleh kehadiran mereka. Bahkan lewat media internet beberapa pengusaha menjalin dan mengembangkan jiwa wirausaha lewat komunitas tangan diatas.

BRAVO UKM ......

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda