STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Kamis, Mei 12, 2011

ORANG BIASA

Untungnya aku ini menjadi orang yang biasa, menjadi muslim yang biasa.

Belum pernah ada ajakan dari yang namanya pergerakan atau ideologi-ideologi yang mendekati aku. Semasa sekolah sampai sekarangpun tak ada, apakah itu yang namanya NII, Ikhwan, LDII, atau apa saja namanya yang ada disekitarku. Walau kadang kulihat ada rekan atau kawan yang ikut nimbrung kesana atau bahkan aku berkawan dengan mereka.

Jadinya ya enak saja mau kemana saja tidak ada sesuatu yang mengikat aku. Mau ikut tahlilan ya gak ada yg nglarang, mau baca pemikiran orang syiah jg gak papa, mau baca tulisan orang JIL juga ga ada yang larang, mau qunut kek mau kagak juga gak ada masalah.

Yang penting tetap belajar pada tinggalan Rasulullah, baca Al Qur'an dan maknanya buat pegangan semoga tidak salah arah, walau banyak perbedaan diluar sana.

Tetep bekerja dan bermanfaat bagi diri kita sendiri, keluarga, masyarakat dan agama. Jaga sholat lima waktu, baca Qur'an, sedekah dan zakat jgn lupa, berbuat baik sebisa kita dan tidak menjadi masalah bagi orang sekitar kita.

keterpurukan

Energi kita ummat Muslim Indonesia sepertinya dihabiskan untuk permasalahan yang seringkali dimunculkan untuk menjadi semakin terpuruk. Bukannya dari diri, keluarga, rekan dan masyarakat sekitar yang mana agama tidak hanya dijadikan ideologi semata tetapi juga ditetapkan dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya ritual saja tetapi harusnya juga semua aspek kehidupan bagaimana dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, bekerja dsb.


Seringkali yang dipermasalahkan adalah ibadah ritual yang mana tiap - tiap orang sdh memiliki pegangan dan ujung permasalahan ini tidak habis-habis. Belum lagi permasalahan yang berusaha dihembuskan dan diblowing oleh musuh-musuh Islam dan kitanya malah termakan dan terjebak dalam upaya adu domba. Kita lihat dunia Islam semakin diterpurukan dalam isu-isu demokrasi dan terorisme yang sengaja isme-isme ini mengguncang dan menjadi beberapa negeri Islam menjadi dikacaukan. Boleh saja berdemokrasi dan berkuasa tetapi jangan karena hal tersebut menjadikan antar sesama muslim bermusuhan, bahkan ada beberapa negeri muslim yang membantu langkah-langkah musuh Islam memerangi saudaranya yang seiman.

Libya, Qatar, Mesir, Yaman, Suriah negeri-negeri ini dikacaukan dan dijadikan percobaan dan tarik ulur isme-isme tersebut. Dan para penguasa negara Arab hendaknya juga berinstropeksi diri tidak menjadikan agama sebagai dalih untuk melanggengkan kekuasaannya, hukum tidak hanya diterapkan bagi yang kecil dan tertindas saja.

Apalagi Indonesia dikarenakan euforia demokrasi yang mana bukan lagi kesejahteraan masyarakat yg ingin dicapai, tetapi kepentingan pribadi dan kelompok lebih sering dikedepankan, sehingga masyarakat luas yang mana muslim sebagai mayoritas tetap terpuruk dalam kebodohan, dibodohkan dijadikan jalan menuju kekuasaan.


Kesehatan tetap mahal, pendidikan yg bagus tetep mahal, petani terpinggirkan............................... dan masih panjang lagi berita yang ironi tsb.

Kapan bangkitnya negeri ini.