SOLO BERDUKA
2 hari ini sms dari temen-temen yang ada di Jakarta maupun di Solo berisi info mengenai musibah yang terjadi di Solo dan sekitar. Karena memang akhir2 ini saya gak pernah pegang internet, koran atau nonton TV jadi gak ngerti apa yang ada di dunia luar sana yang jauh dari pengamatan saya.
Kemarin akhirnya tanya-tanya temen di SOlo apa yang sebenarnya terjadi, dan jawaban mereka adalah musibah memang terjadi di daerah Solo dan di sekitar, adapun daerah yang terkena adalah daerah pinggir kota Solo yang dekat dengan tepi Sungai Bengawan Solo sedang di pusat kota dan di sekitar rumah di daerah Kerten dan Pabelan masih aman saja, tapi mungkin untuk beberapa tahun ke depan dimungkinkan bisa saja terjadi karena daerah resapan tanah dan sawah-sawah maupun tegalan-tegalan mulai habis dibangun perumahan penduduk mengingat kota Solo merupakan daerah tujuan migrasi penduduk sekitar yang bersekolah, mencari penghidupan dengan industri-industri pendukung di Solo yaitu tekstil, percetakan, pendidikan.
Kemudian sore ini lihat berita di TV untuk meyakinkan apa yang terjadi memang benar daerah2 pinggiran dan sekitar SOlo yaitu daerah Tawangmangu yang terletak di timur kota Solo, kemudian Tirtomoyo Wonogiri yang terletak di sebelah selatan kota Solo.
Solo memang daerah yang menurut perhitungan saya 50% tahu agama, dan 50% Islam KTP atau abangan. Kenapa bisa begitu disamping Ponpes Ngruki yang terkenal dengan pemegang teguh ajaran Islam dan beberapa Ponpes yang ada baik tradisional maupun modern, banyak juga pergerakan Islam yang tumbuh berkembang di daerah ini apakah itu Muhammadiyah, NU, MTA, DDI, Tabligh, Salafy, Hizbut Tahrir, Tarbiyah dan masih banyak lagi tetapi kemaksiatan juga tumbuh kembang seperti judi togelnya yang terkenal Cap Ji Kia yang melanda banyak kalangan dari orang tua sampai anak kecil dari laki dan juga perempuan, kemudian untuk urusan makanan ada darah beku istilahnya saren yang banyak dijual di warung2, kemudian ada rica-rica Anjing yang banyak di jual di beberapa sudut kota, dijual bebasnya minuman keras lokal yang terkenal dengan sebutan Ciu Bekonang atau istilahe anak muda Topi miring dan masih banyak lagi.
Semoga musibah ini bisa menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih mendekatkan kepada sang Pencipta.
MARI SALING BANTU MEMBANTU DAN BERIKAN DONASI DALAM BERBAGAI BENTUK APAKAH MATERI, PEMIKIRAN, MAUPUN TENAGA YANG BISA MERINGANKAN KORBAN
Label: hometown