STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Rabu, Oktober 31, 2007

TRIP TO MUDIK AND BALEK

Mudik tanggal 10 malam kamis, gak ada persiapan cari tiket bis, kreta ato yg lainnya. Langsung saja cabut dari kost jam 8 malem, sampai sts. jatinegara sudah penuh sesak calon penumpang utk kelas ekonomi dan bisnis ke berbagai tujuan, Kreta tambahanpun juga penuh sesak. Karena memang gak punya tiket cari rombongan mingguan PJKA mungkin saja ada yg pada pulang hari itu jg, E ternyata banyak juga rombongannya dan akhirnya ikutan saja sama bayar arisan 30ribuan. Kreta masuk jam 20.45 akhirnya masuk dan terangkut juga dalam kreta senja utama solo walo dari luar terlihat gak terlalu penuh tyt di dlm begitu padat bahkan sampe toiletpun terisi penumpang dan kita dpt duduk di bordes yg penuh sesak bahkan gak bisa bergerak cukup untuk duduk saja gak bisa selonjoran dan tiduran seperti biasa maklum pas musim lebaran. Kawan perjalanan yg anak-anak muda dan juga wanita ternyata gak pada nyambung utk ngobrol cenderung pada diem saja dan kurang toleran utk berbagi dg penumpang lainnya.
Perjalanan sedikit terganggu karena kerusakan kampas rem dan harus berhenti di beberapa titik tentu saja ini sedikit menguntungkan karena kita bisa keluar dari sesaknya kreta dan menghirup udara bebas di luar sana yg begitu segar. Kreta penuh terus sampai Klatenpun yang biasanya mulai agak lengang setelah jogja tetapi ini lain, sampai di Solo jam 10an agak telat dari jadwal yg biasanya jam 8/9an. Perjalanan mudik bersama grass root 150 ribuan dibayar 30rban penuh, berkeringat, dan riuh rendah.

Perjalanan arus balik ke Jakarta juga tak ada rencana kapan waktunya, hari kamis sore liat ke sts balapan kreta dari Solo biasanya gak begitu banyak sampai bordespun sudah mulai dipenuhi orang utk balik, lihat di loket ada kreta tambahan argo dwipangga tanggal 19-22 dengan tarif penuh 350rb, coba alternatif lain ada kereta eksekutif ke Bandung tarif cuma 200rban dengan kenikmatan yg sama pikirku sekalian saja gambling dan jalan2 ke bandung main dan klo nanti kemaleman tidur aja di stasiun gak masalah. Akhirnya ambil keputusan ambil kreta Lodaya tgl 22 pagi sampai Bandung jam 5 sore. Ternyata perjalanan kreta jalur selatan sangat menyenangkan dg lika-liku pegunungan, jurang di kiri dan kanan pemandangannyapun sangat menarik dibandingkan di jalur utara yang lebih cepat tetapi terlalu crowded jalur kretanya.
Akhirnya sampai juga di Bandung pas maghrib sekalian sholat lalu cari tiket ke Jakarta ternyata masih ada jam 1/2 7 dan 1/2 8nan Parahyangan dan Argo Gede dg tarif 65-75rban utk klas eksekutif, sambil nunggu kreta nikmati suasana bandung di luar stasiun cari2 makanan yg mungkin menarik hati, e ada warung tenda yg model seperti di solo Wedanganya dengan berbagai menu makanan tahu, tempe, bebek, ayam, sate usus, sate ampela ditambah lalapan bisa di goreng dan dibakar kayaknya enak tapi disini minus minumannya gak ada jahe gepuk atau teh tarik, susu jahe dan tentu saja gak ada sego kucingnya. Dicoba ternyata lumayan juga dan pricenyapun gak terlalu mahal cukup terjangkau. Akhirnya naek kreta sampai di Jakarta pukul 1/2 11 malam dengan selamat.

Perbedaan suasana utk kelas bisnis yg biasa kulakukan dg kelas eksekutif ini sangat berbeda sekali, kalau eksekutif memang pelayanannya lumayan tetapi utk keakraban penumpang sangat kaku sekali dg temen sebangku yg satu china asal jawab saja dan gak bisa ngobrol panjang lebar, apalagi temen sebangku dari bandung ibu-ibu berkerudungpun juga begitu asal jawab dan kayaknya gak terlalu menikmati suasana perjalanan cenderung tidur saja gak perhatian kanan kiri bikin keki. Kalo di kelas bisnis banyak cerita dan pengalaman yang kudapat sesama penumpang terutama kalo udah di bordes bisa panjang ceritanya dan dilanjut pertemanan.

May be different class ya ...

PERJALANAN MUDIK DAN BALIK SUKSES DENGAN COST YG LUMAYAN MURAH 30RB + 265 RB TOTAL JENDRAL 295rb belum termasuk jajan dan minumnya paling habis 400rban.

SLOW MOTION

Datar dan datar dari kamar ke kantor dan dari kantor ke kamar itulah aktivitas setelah lebaran ini. Belum ada kreatifitas dan program yang akan dibuat utk kemajuan ke depan, baru consult tentang review SDM kantor dengan MNG, implementasi budget dari management yg kurang disiplin dan mulai boros, peningkatan pengeluaran yang kurang dibarengi dengan peningkatan penjualan yang berarti.

Program utk silaturahmi ke saudara2 di Jadebotabek belum terealisasi karena plan hari Sabtu kemarin malah ke Sharia Expo yg waktunya mepet cuma 5 hari gagal ganti hari ahadnya shg hari ahad yg seharusnya silaturahim ke bogor jadi tertunda.

Belum ada rencana mudik lagi biar suasana dan pergerakan perubahan ada tanda-tanda dulu, mungkin akhir November ato awal Desember setelah kemarin ikut arus balik yang waktunya mepet banget tanggal 21 sehingga tgl 22 langsung ngejoss kerja badan masih capek, and masih terliputi suasana lebaran di sana sini.

DUNIA YANG MENGGUMPAL

Kalau kita mau melihat fenomena migrasi penduduk yg cukup mencolok, cobalah untuk berjalan – jalan ke kampong dan kota, bandingkanlah seberapa besar manusia yang terakumulasi berkumpul di cluster-cluster wilayah ini, kampong dengan segala potensi yang ada apakan itu pertanian, industri kecil, peternakan, mulai ditinggalkan oleh para penghuninya, sedangkan kota tampaknya hilangnya manusia-manusia yang berada di pedesaan kini memasuki kota yang menjanjikan dan kelihatan secara fisik maju dan lebih beradab. Ketenangan desa dengan pola hidup yang serba teratur mulai dari bangun pagi sampai kembali ke malam kita bisa amati begitu lebih terpola bergerak secara lambat tapi pasti, sedangkan di kota yang terjadi adalah pergolakan, perubahan secara radikal bahkan revolusioner tanah sawah disulap menjadi industri-industri, perkampungan-perkampungan / kuburan2 tergusur oleh gedung-gedung tinggi dan megah yang siap menyergap mengikuti pola perkembangan pasar. Manusia dan pemukiman makin terpinggirkan dan komersialisasi makin menjadi dan menjadi panglima mengalahkan semua atas dasar kepentingan ekonomi. Sudut-sudut kota semua menjadi wilayah yang memiliki nilai ekonomi ang tinggi, sedangkan kepentingan social, pelayanan terpinggirkan dan bergerak ke belakang.

Desa di kepung kota ...... desa di serbu kota .... desa di eksploitasi kota ...... Desa sunyi senyap sekali .... Ada TV , DVD, Kulkas ..... masuk kampung ......

GET FAMILY

Ada berbagai cerita dan pengalaman yang terdengar di telinga ini, kok gambaran membentuk keluarga bukan lagi sebagai suatu tujuan suci tetapi malahan cerita-cerita menakutkan perang tanding, kuat-kuatan ego, cerai selingkuh yang banyak terdengar.
Cerita-cerita tentang hal yang membahagiakan, yang menentramkan, keharmonisan, kerukunan sesuatu yang sudah susah kita dengar dari kanan kiri kita. Dunia sinetron, televise, media massa yang menceritakan banyak keburukan, dan gaya hidup yang tidak benar malah seolah kita anggap sebagai tuntutan dan kita anggap bahwa keluarga itu yang begitu banyak sandungan, percekcokan, persaingan.

Kalau kita mau mengambil pelajaran dari ini semua sebenarnya yang diperlukan bagi kedua belah pihak adalah mengembalikan lagi kepada pedoman berkeluarga menurut Al Qur’an.
Bagaimana harusnya seorang suami harus bersikap, bagaimana istri juga berperan, tarbiyah keluarga, aturan-aturan perselisihan menurut agama, bagaimana anak harus bersikap kepada orang tua, dan bagaimana pendidikan yang diberikan orang tua terhadap anak sudah bukan lagi berpedoman pada pedoman manusia yang telah diwasiatkan nabi kepada kita Qur’an dan Hadist.

Kesibukan-kesibukan dunia telah melupakan diri kita kepada apa esensi kehidupan sebenarnya, keegoan, merasa benar, merasa pintar, merasa lebih kuat dan sebagainya yang sebenarnya itu adalah sifat setan dan itu ternyata ada pada diri kita ini. Bukannya sifat-sifat Tuhan dengan asmaul husnanya yang berusaha kita masukkan ke dalam sanubari dan kehidupan kita, teladan2 nabi tidak mau dipelajari dari shirah nabi tapi yang kita cari trik dan tip dari majalah-majalah atau Koran yang telah menggantikan pedoman hidup kita sebenarnya. Kita bukannya mendekat kepada Tuhan tetapi malah kita mendekat kepada sifat dan sikap syaithaniyah.

Suami harus berpengetahuan, harus ada saling tarbiyah, ada upaya saling mengingatkan, penuh dengan kerelaan, keridhoan dan penerimaan yang saling tulus, dan istripun harus berani mengingatkan apabila sang suami apabila memang salah jangan diam saja (berilah peringatan karena peringatan itu bermanfaat Al A'la : 9)

ECONOMIC REVIEW

Dengan diawalinya perang Irak dan ketegangan yang terus terjadi di kawasan Timur Tengah yang sebenarnya diciptakan sendiri oleh sang dictator dunia, menyebabkan energi dan cost yang harus dikeluarkan untuk tujuang saling menguasai, kesombongan, dan kepongahan manusia untuk membunuh, menghilangkan nyawa, dan tujuan – tujuan tersembunyi dari agenda – agenda pecah belah kaum imperialis pada dunia muslim utamanya dan kawasan timur tengah khususnya. Apakah itu Irak, Afghanistan, Palestina, Lebanon, dan sekarang Iran sedang diobok – obok dan diadili oleh dunia. Tak luput Indonesia, Thailand khususnya bagian Selatan, Filipina bagian Selatan dijadikan kawasan yang harus diwaspadai dan perlu perhatian dari mereka.
Disamping itu tingkat pertumbuhan China dan India yang fantastis membutuhkan energi yang besar untuk memenuhi kebutuhan perkembangan industri mereka yang terus melaju kencang dengan ekspansi – ekspansi yang dilakukannnya ke berbagai wilayah dunia utamanya di Asia dan Afrika bahkan sudah terasa di kawasan Eropa dan Amerika dengan berbagai gebrakan produk mereka dan value added yang mereka miliki.
Tidak lupa karena pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia apakah itu mencairnya es di kawasan kutub, timbulnya badai-badai baru, dan berbagai bencana alam di berbagai belahan bumi seperti tsunami, banjir, kebakaran hutan, dan berbagai bencana yang ditimbulkan oleh ulah manusia. Global warming digaungkan padahal yang sebenarnya merusak bukan hanya kita tapi karena kebutuhan industri dan pengrusakan alam oleh para MNC dan antek-anteknya di dunia ketiga yang mengeruk dan mencuri kekayaan alam di bumi-bumi kita dan kita dijadikan pangsa pasar yang harus menyerap produk-produk mereka. Gaya hidup dan modernisasi mereka gaungkan lewat semua media yang membuat kita silau dan mengikuti mereka, why lah .....

Karena ketidakseimbangan dunia tersebut menyebabkan kondisi ekonomi yang tidak biasa seperti yang diteorikan dalam teori – teori ekonomi modern dan juga terjadi banyak ketimpangan. Diawali oleh krisis keuangan di kawasan Asia yang awalnya digerakkan oleh permainan para money game dengan transaksi yang secara agama tidak dibenarkan sehingga menimbulkan dampak yang sangat luar biasa bagi banyak Negara dan bangsa dan tentunya manusia di dalamnya, dan tentunya kondisi ini merupakan scenario yang mereka buat agar ketergantungan Negara bangsa dunia ketiga terhadap mereka menjadi semakin bertambah, kemudian bagai dewa penyelamat mereka berikan resep – resep penyembuhan beserta dengan bantuan yang seolah – olah sebagai CSR mereka dan ternyata kitapun mengamini dan mengiyakannya. Yang terjadi adalah pencaplokan – pencaplokan sumber daya alam, penguasaan unit usaha strategis, liberalisasi dunia perdagangan yang diikuti dengan deras masuknya MNC ke wilayah – wilayah ini. Apakah hal ini disadari atau tidak oleh para pemimpin kita khususnya para ekonom kita yang mengetahuinya dan tidak menyosialisasikan kepada khalayak luas dan selalu menyuarakannya ke para pemimpin kita agar tahu akan kondisi yang tidak wajar ini dan akibat yang akan ditimbulkan. Dan sepertinya para pemimpin politik kita memang tidak sadar dan kebablasan dalam euphoria reformasi yang bahkan mencabik – cabik persatuan dan kesatuan masyarakat. Timbullah para dictator – dictator baru di semua lini apakah itu eksekutif, legeslatif bahkan tingkat yudikatif dan militerpun tak kalah mau berperan untuk terjerumus dalam jeratan para kapitalis dan tidak mereka sadari ataupun disadari tapi masa bodoh.

Kondisi ekonomi dunia yang gonjang ganjing akibat supreme mortage di Amerika Serikat beberapa bulan yang lalu yang menyebabkan dunia ikut bergetar dan perlu adanya penyesuaian-penyesuaian kembali perhitungan, kemudian naiknya harga energi dunia yang tambah meroket sampai menyentuh level US$ 90 per barel yang tentunya akan menambah dampak yang sangat luar biasa apabila hal ini tidak berubah dalam jangka waktu yang lama ke seluruh sector tidak hanya di bidang ekonomi saja, biaya – biaya akan terus membengkak, inflasi terjadi, pertumbuhan akan melambat dan tentunya kemiskinan dan kemelaratan akan terus bertambah, Millenium Development Goals yang dicanangkan di berbagai belahan dunia hanya akan menjadi slogan saja dan mungkin cuma slogan – slogan dibalik kepentingan kapitalis yang menguasai dunia agar kita semakin bergantung dan bergantung. Sadarlah !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jadilah seperti India atau China yang tegar dan sadar harus menjadi besar tanpa harus bergantung dengan AS dan konco-konconya .. membangun peradaban dengan fundamental yang dimiliki sendiri, menjadi diri sendiri karena kita punya semua yang kita butuhkan di bumi kita ini jangan hanya ingin mencari dan memperkaya diri hanya untuk sesaat. Jangan menjadi bulan2nan negara-negara kecil disekitar kita apakah itu Malaysia, Singapura atau Australia yang tidak seberapa besarnya tetapi mereka berani dan percaya diri yang tinggi bahwa kita juga bisa tunjukkan bahwa kita mampu dan memiliki semua yang dan merekalah yang butuh kita. Jangan jadi pengekspor TKI-TKI yang membuat kita menjadi bangsa yang rendah, tapi eksporlah SDM-SDM andal kita dan bangun untuk maju dan berdiri seperti Tugu Pancoran yang gagah menantang di langit Jakarta......

DUNIA TIDAK SEMAKIN SEJAHTERA TAMBAH KACAU SAJA
TETAP SURVIVE, MANDIRI, TAMBAH SKILL, DAN TERUS BELAJAR

KEMEWAHAN - GLAMOUR

1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, …………..
8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Dalam Surat At Takaatsur ini Allah mengingatkan kepada manusia yang memang Allah mengetahui sifat manusia yang ingin merasa lebih dan selalu lupa akan pelajaran – pelajaran terhadap kaum terdahulu yang celaka akibat bermegah – megahan ataupun berlaku lebih ataupun berfoya-foya, bermewah – mewahan. Dari ayat 3 – 5 tiga kali Allah mengulang – ulangnya ini suatu penekanan yang seharusnya menjadi perhatian manusia dan bahkan sampai akhir ayatpun Allah mengingatkannya lagi. Sudah punya satu pingin dua, sudah punya motor pingin mobil, punya istri satu ingin dua, punya rumah tinggal ingin punya villa, pakai perhiasan yang serba gemerlap, pakai baju yang aing – aing yang melebihi sekedar kepantasan, sudah ada HP yang bagus pingin upgrade yang terus terbarukan dan masih banyak kebutuhan yang melalaikan manusia dan karena keblingernya sampai mereka lupa akan dunia sekitarnya dan usia sudah mendekat ajal merekapun tidak sadar sudah terlena. Cobalah lihat disekitar kita artis, politikus kita yang karena ingin bermegah – megahan hidup akhirnya berakhir dengan kondisi yang suul khotimah sengsara di penjara, kena banyak penyakit, terkena narkoba yang menyengsarakan dirinya sendiri bahkan sampai mereka mati karenanya. Lihat Alda, lihat Maria Eva, lihat Yusril Ihza, lihat Gogon, dan masih banyak lagi contoh – contohnya.

Sifat manusia sebagai makhluk ekonomi yang selalu mempunyai keinginan dan kebutuhan untuk dipenuhi dan dipuaskan sudah Allah antisipasi dengan wahyu – wahyu yang diturunkannya sebagai pedoman hidup bagi manusia hidup di dunia. Allah sudah berikan pedoman semuanya tapi kita tak pernah mau mengaji dan mengkaji ayat – ayat Allah yang tersebar dimana-mana ini karena kemalasan kita, kesombongan kita.

MENEROBOS TABIR

Sekat-sekat umur, gender, kedaerahan, agama, kesukuan, kedudukan dll lah yang sebenarnya membuat terjadi ketimpangan, kekekian, ketidakharmonisan, sungkan, keengganan sehingga rasa - rasa tersebutlah yang harus dikurangi dalam menjalin hubungan / komunikasi dengan seseorang. Allah jadikan manusia itu sama kedudukannya dihadapannya tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang sebenarnya kecuali keimanan dan ketaqwaan kepadanya yang itupun tak perlu ditampak-tampakkan yang bisa menjadikan kita menjadi merasa lebih dan akhir-akhirnya adalah kesombongan.

Janganlah hal-hal diatas menjadi penghambat dalam berhubungan dengan seseorang mungkin ada sedikit protokoler yang harus dilakukan atau etika. Perbedaan-perbedaan kecil adalah hal yang lumrah dan harus dihormati dan disikapi dengan arif bukannya membesarkan perbedaan-perbedaan tersebut agar suatu tujuan communication and relationship havent problem.

Yang menjadikan kita jauh dalam berhubungan dengan Ilahi Rabbipun adalah diri-diri kita ini yang membikin jarak, enggan, malas untuk mendekat. Kalau kita dekat Allahpun dekat, kalau kita jauh bukannya Allah yang menjauh tetapi diri kita inilah yang membuatnya sendiri. Sekat-sekat dari diri itulah yang harus dibuang jauh-jauh dan upaya untuk taqarrub terhadap-Nya akan senantiasa terpelihara dan terus berkembang.
Memang hal ini tidak mudah dilaksanakan karena kondisi dan situasi yang ada sekarang memang menggoda kita untuk terjerumus kedalamnya dan kalau perlu kondisi yang tercipta tersebut membuat kita tidak sadar telah terjerumus dan tidak ingat lagi. Kesadaran dibutuhkan untuk menghilangkan dan menerobos tabir yang terbuat oleh diri kita sendiri atau enviroment di sekitar kita yang seolah-olah modern seolah-olah keren mentereng dihadapan manusia.
Ingat apa sebenarnya tujuan hidup ini sebenarnya, apakah dunia ini hanya akhirnya ataukah masih ada tujuan akhir yang harus ditempuh dan itu jalan itu masih panjang dan panjang.

Onak dan duri, kerikil tajam adalah hal biasa dan harus dilalui, memang di dunia ini penuh kenisbian dan relatif, kenikmatan abadi yang pasti dan tidak menipu akan menanti disana nanti.

Senin, Oktober 29, 2007

2nd SHARIA EXPO

Ahad, 27 Oktober 2007 jam 13.00 JCC Senayan

Masuk lobi utama MES, Fossei, PKES, Asbisindo, dan talkshow tentang wakaf oleh Tolchah Hasan mantan Menteri Agama audiens lumayan banyak.

Hall A berisi lembaga-lembaga Keuangan sharia seperti : BNI, Mandiri, FIF, Karim Consult, Sarana, BI, Bank Muammalat, LAZ Al Azhar, Tri Megah Security, ACT, Deperindag dll dan juga beberapa stand , baju, dan bbp produk lainnya.

Hall selanjutnya diisi oleh stand yang menawarkan produk-produk seperti baju, majalah, buku, permainan anak, dan juga Software anak-anak Jogja dan kurang menarik perhatian pengunjung produk-produk yang ditawarkan.

Kita konsul ke beberapa stand yaitu :
1. PKES ttg kesulitan permodalan bagi UKM yaitu masalah penjaminan
Ada solusi yang ditawarkan yaitu kita mengajukan dulu kredit ke bank rekanan apabila di survey memang layak akan diteruskan ke Perum Sarana atau Askrindo untuk mengcover jaminan terhadap usaha kita.

2. Perum Sarana : sesuai saran dari PKES memberikan solusi untuk mengajukan dahulu ke bank rekanan dan nantinya pasti akan di lempar ke lembaganya kalau memang layak untuk di danai, sedang persyaratan-persyaratan menyesuaikan dengan bank tempat pengajuan kredit.

3. ACT : Disaster Management Training tatacara kerjasama dalam trainingnya.

Kesan :
Ekonomi Sharia mulai bergerak pelan tapi pasti walau ekonomi kapitalis tambah menggurita dan menebarkan ke seluruh muka bumi.
Mayoritas kaum muda yang menggerakkan sistem ini yang secara sadar kapan lagi kalau tidak memulai agar kita tidak semakin terpuruk oleh sistem ekonomi yang menguasai dunia.
Pelayanan lumayan welcome terhadap pengunjung
Pengunjung kurang banyak dibandingkan pesta buku, kerajinan daerah, bahkan ketika masuk ke Senayan di parkir timur sudah disambut oleh acara yg diadakan oleh Cartoon Network dengan baliho dan spanduk yang meriah dan memenuhi jalan-jalan sepanjang jalan masuk Parkir Timur sampai JCC.

Senin, Oktober 22, 2007

AHLEN or Banian

Tradisi kumpul-kumpul ketika ramadhan berakhir dan memeriahkan Ied Fitr dengan silaturahim, menelisik dan menelusuri sejarah keluarga ternyata mengasyikkan juga dan mencerahkan.
Saling memaafkan, saling kunjung, salam-salaman ketemuan dengan teman dan saudara yang sebelumnya terlupakan oleh kita merupakan sesuatu hal yang sangat bagus dan memang secara agamanya dianjurkan untuk selalu menjalin ukhuwah atau persaudaraan dan juga mempererat silaturahmi.
Jalan-jalan ketemu saudara-saudara dari orang-orang tua kita di daerah-daerah ternyata mereka adalah sosok - sosok yang religius yang deket dengan lingkungan-lingkungan masjid, pada ngaji, atau mengampu masjid di dekat rumahnya. Dan sampai meninggalpun orang sekitar dan saudara-saudara yang datang memiliki kesan yang bagus akan masa kehidupan mereka. Mereka sosok-sosok yang menggerakkan kebaikan dan memperhatikan masyarakat sekitar dan memberi peran yang lebih dan berarti.

GAMANG

Sebenarnya bukannya tidak ada kemauan untuk memulai suatu hubungan kembali dengan seorang wanita, tetapi dari beberapa kegagalan yg terjadi dan juga dari early introduction yang respon - responnya it's not good. Dari sisi anaknya yang mungkin belum bisa melepaskan kebebasannya, ataupun dari sisi orang tuanya yang mungkin kurang mendukung keinginan sang anak. It's difficult things for me and them ..... So confuse lah ......

Problema wanita modern dengan emansipasinya untuk lebih berperan dalam banyak sisi kehidupan menimbulkan friksi-friksi hubungan. Dengan adanya modernisasi yg tersistem seolah manusia modern digiring untuk berbuat, berfikir sesuai dengan kemauan industri sehingga kegiatan-kegiatan yang sebenarnya ada prioritas untuk segera dilaksanakan terhambat olehnya. Manusia disibukkan oleh aktifitas industrialisasi yang mengharuskan terjadinya pengurangan peran-peran domestik yang sebenarnya tak kalah pentingnya, dan juga faktor lifestyle hedonis materalistis dengan kita tidak sadari tertanam dalam sisi otak kita yang terdalam dan kita tidak merasakannya telah tertulari oleh virus tersebut. Etika-etika ketimuran, sisi-sisi religiusitas dari ajaran Tuhan yg ideal tergerus oleh kepentingan-kepentingan industrialis yg sangat kapitalis, walau sebenarnya mereka berpendidikan tinggi, menerima dan mengikuti kajian-kajian agama yang mendalam tetapi karena mereka punya daya dukung baik secara kecerdasan dan finansial pertimbangan mereka dan keluarganya lebih kompleks.

Yg menjadikan kegamangan para kaum pria yang mempunyai skill dan postur yang biasa-biasa saja tanpa ada kelebihan yg bisa dijual ada beberapa faktor hambatan sbb:
1. Wanita mulai sibuk dengan peran-peran yg telah mereka miliki dan bisa diandalkan sehingga mungkin mereka beranggapan bahwa tanpa lelakipun mereka sanggup untuk berjuang bertahan hidup secara mandiri bahkan kesuksesan yang mereka raihpun bisa kita lihat dengan memegang jabatan-jabatan yang mereka bisa mengambil decision sendiri dan tentunya materi yang perolehpun mengalahkan kaum pria, sehingga pertimbangan mereka lebih kompleks untuk memilih pasangan.

2. Dari pihak orang tuapun ikut berperan menghalangi dan turut campur yang berlebihan dalam urusan anak perempuan mereka. Pertimbangan2 untuk memilih calon pasangan secara syar'i yaitu agama, kekayaan, kecantikan dan keturunan yang sebenarnya untuk prioritasnya adalah agama menjadi nomer sekian dari beberapa pertimbangan tadi, mereka juga melihat calon ini selain agama harus ini, harus itu dan seterusnya yang tentunya panjang kalau diterangkan. Memang penting faktor selain agama itu, tetapi janganlah dinomorsatukan melebihi faktor agama, bahkan orang2 tua yg ngaji dan tahu agamapun ikut-ikutan tergoda kalau-kalau nantinya anak perempuannya mereka lepaskan nanti tidak sukses, menderita, kelaparan, miskin dan sebagainya. Inipun sudah dinashkan dalam Qur'an bahwa manusia itu diliputi perasaan ketakutan dan kelaparan itu sangat manusiawi (Minal Khaufi wal Juu'i).

3. Mungkin dari faktor diri kami yang terlalu idealis, egois memaksakan suatu kehendak dan kemauan sedangkan secara kesuksesan hidup tidak tercapai bahkan kacau, banyak ide-ide, inisiatif-inisiatif dan kreatifitas yang ingin dan akan dan telah dilakukan ternyata memang banyak halangan dan hambatan dan karena banyak faktor akhirnya impian-impian yang bagus tersebut buyar dan tidak termanfaatkan dan menjadi manusia-manusia yang skeptis terhadap kondisi, nglokro, patah semangat, introvet, ataupun malahan menjadi lebih religi dengan nyufi pribadi dengan mengasingkan diri dari kebisingan-kebisingan hidup dan keruwetan-keruwetan di kanan kiri dan juga melakukan suatu hal untuk pelampiasan diri yg negatif juga. Selama ini kami bergaul dengan orang baik-baik dengan lingkungan yang baik juga tapi ternyata di luar sana dunia nyata dengan banyak kepentingan yang kami tak mengerti, tak terpikirkan sebelumnya bahkan mendzalimi siap menerjang dan menyerang dan bahkan banyak beberapa diantara kami terseret oleh arusnya.
and then SUFI MENDAMAIKAN DUNIA WITH RUMI, KHOMEINI, AL BAGHDADI ....
Nyepi, sunyi, refleksi, dan akhirnya berserah diri .......

Kemarin ada discuss dengan teman kita disarankan menurunkan grade orang-orang yang biasa-biasa saja gak usah berpendidikan, gak usah yang cerdas, gak usah yang punya macem-macem peran karena penerimaan mereka dan tentunya keluarganya akan sangat senang menerima kita dan kita dengan sedikit yang dimiliki merupakan berkah bagi kehidupan mereka bahkan bisa mengangkat derajat mereka untuk lebih berpendidikan, berkecukupan. Kaum grass rootlah yang harus diangkat dan diberdayakan karena kaum terpelajar dan kuat secara materi mereka sudah settle dan sanggup bertahan walau mereka single dan menikmati keramaian dan gegap gempita kegiatan yang banyak wujudnya baik duniawi maupun religy bisa mereka ambil bagian.
May be saran ini bisa kita coba dan laksanakan cari anak-anak pondok pesantren yang tak kalah pintar dengan kaum wanita modernis, karena kalau kita lihat anak-anak pesantren yang notabene bekal hidup mereka kebanyakan ajaran-ajaran agama, hapalan-hapalan qur'an kita tinggal mengasah, memberikan kail dan mereka akan ikut juga berperan aktif. Kita lihat saja sekarang anak-anak pesantren anak sarungan, anak kerudungan mulai tampil aktif dan mulai terangkat dalam pentas kehidupan di negeri ini, mereka kuat secara dasar tinggal menambah skill-skill ketrampilan hidup insya Allah keberkatan dan kerahmatan Allah akan bersama diri kita.

Kalau kita lihat memang disekitar kami orang-orang yang berjuang untuk agama, untuk kemasyarakatan secara kasat mata dilihat kurang sukses, karena kebanyakan mereka secara materi terbatas dan mungkin kurang, tetapi kalau diukur secara kebahagiaan dalam diri mereka menjalankan kehidupan ini dengan biasa saja, tidak ngoyo, tidak bernafsu, tidak serakah, tidak grusa-grusu, kemrungsung tetapi ketenangan dalam diri mereka peroleh. Rasa syukur senantiasa mereka tanamkan karena memang kalau semua ingin dipenuhi makan tidak pernah akan ada habisnya. Tapi ada beberapa kekurangan yg banyak menjangkiti mereka yaitu semangat mereka untuk berjuang itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dan mereka akhirnya terdzalimi dan kurang mengadakan perlawanan secara konstitusi mereka cenderung menyerahkannya kepada Yang Diataslah yang akan membalasnya.
Semangat keagamaan mereka berkobar-kobar untuk suatu urusan ibadah dan kemaslahatan ummat, bahkan untuk kepentingan pribadi dan keluarganyapun harus mereka sisihkan. Sedangkan sisi-sisi sosio ekonomi yang seharusnya ikut menunjang dalam perjuangan mereka mereka tidak bisa mencovernya. Yang dibutuhkan adalah manusia-manusia yang kuat secara ekonomi tetapi juga kuat dalam hal keagamaan dan kemasyarakatan.

Selasa, Oktober 09, 2007

LEBARAN ATAU PEMBOROSAN

Di depan kantor kami yang masih dalam kawasan pergudangan electronic city pada bulan puasa ini berderet-deret mobil masuk dan keluar gudang bahkan area parkirpun sampai tak muat dan harus memadati pinggir jalan sebagai tumpahannya, bahkan menjelang lebaran ini urusan bongkar muat barang hampir 24 jam.

MNC seperti Carefour, Electronic City, Hypermart dan mall lain kalau kita lihatpun begitu penuh pengunjung juga pasar-pasar tradisional yang menyediakan berbagai keperluan hidup manusia. Malem kemarin ngobrol sama pegawai EC dan kami perhatikan di berbagai tempat banyak juga keluhan rekan-rekan muslim kita ini dengan sistem sekuler dan kapitalis yang ada di negeri ini, untuk urusan hari raya Idul Adha atau Idul Fitri mereka harus masuk kerja setelah melaksanakan sholat dan ini tentu saja untuk memenuhi kebutuhan yang menurut saya sangat tidak menghormati hari-hari raya tersebut. Bagaimana bisa sampai kita tidak memikirkan dengan belanja di tempat2 tersebut yang buka pada hari yang sangat penting dan perlu untuk manusia sedikit merenung, silaturahmi, tidak diberikan kesempatan mereka untuk ikut merasakan suasana tersebut. Kita sudah tidak menggunakan logika kita demi kenikmatan dan kepuasan diri kita harus mengorbankan dan merugikan orang lain. Cara berpikir kita rasanya sudah materialistis banget karena kita punya uang, kita menginginkan sesuatu sepertinya tidak tertahankan lagi walau waktu2 tersebut tentunya ada masa bagi saudara untuk mengikutinya.

Mengenai pemborosan sudah tentu pasti toko-toko, mall dan pusat-pusat perdagangan begitu ramai menjelang lebaran ini. Masjid-masjid ditinggalkan digantikan keramaian suasana pusat perbelanjaan yang penuh sesak. Suasana tadarus al-Qur'an, sholat tarawih, dan acara untuk memakmurkan masjid yang dulunya ramai dan bedugpun ditabuh bertalu-talu tergantikan suasana haru biru cara penyambutan yang menurut saya sudah salah kaprah.

Kita menganggap diri kita sebagai masyarakat religius tetapi tanpa kita sadar kita sudah menjadi masyarakat yang sangat sekuler yang mengesampingkan hak-hak saudara kita yang lain dan tentunya hanya para pemilik modal / uang yang bisa membeli dan mengganti semua itu dengan apa yang mereka miliki.

Minggu, Oktober 07, 2007

NEXT STEP

Aksi adalah suatu keniscayaan yang harus dilalui agar suatu pemikiran, perencanaan dan perenungan2 yang telah dilakukan segera terlaksana.
Hanya dengan aksi akan menciptakan suatu perubahan walau ada yang salah atau kurang sempurna. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, orang yang biasa tapi berani untuk beraksi lebih baik daripada orang yang pandai tapi cuma diomongan dan diangan-angan tanpa pelaksanaan. Ide-ide yang kita kumpulkan kalau bisa segera dilaksanakan jangan cuma sebatas fikiran dan wacana saja, bisa-bisa kita hanya no action talk only.
Keberanian untuk segera melaksanakan apa yang kita mau, kita fikirkan dan sudah di diskuskan segera ambil keputusan dan ambil langkah nyatanya walau masih banyak bolong2 disana - sini, kesempurnaan perlu waktu dan proses.

MAU - BERANI - MAJU

Label:

Kamis, Oktober 04, 2007

TRADISI KEILMUAN ISLAM

Tradisi keilmuan ummat Islam sejatinya sudah ada sejak zaman dahulu kala dengan adanya pemikiran dari para sahabat utk menulis wahyu2 yg turun di berbagai media yg mungkin saja pemikirannya sudah jauh ke depan ummat Islam nantinya dan ternyata sampai sekarang dapat kita terima dan kita baca, kaji bersama.
Kemudian juga penulisan para perawi hadist Bukhari, Muslim, yg begitu hebatnya bisa meriwayatkan sampai urutan2 sanadnya yang runtut, kemudian para Imam Madzhab yg berusaha mengkaji dan menggali khazanah keilmuan agar bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-harinya. Tradisi mencari ilmu dengan berguru dari satu daerah kemudian berpindah ke daerah lain untuk mencari ilmu dari berbagai disiplin ilmu dan berusaha diajarkan ke murid-muridnya dg masjid atau di madrasah-madrasah, bahkan Eropapun belum ada tradisi demikian di jaman kegelapan.

Tapi yg terjadi sekarang semangat pencarian ilmu sepertinya hilang dari ummat ini dan lebih bangga mengambil dan belajar di dunia barat yg sekarang baru maju-majunya dan kurang berusaha untuk mencari ke mana-mana, dan guru-guru atau sekolah yg mengajarkanpun sudah ikut2an orang barat dengan liberalisasi dan kapitalisasi sistem pendidikan dengan membisniskan sehingga orang yang mau menuntut ilmu harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit dan ketika kita2 sudah selesai sekolah atau kuliah dalam bekerja atau mencari nafkah berusaha mengembalikan modal selama sekolah tersebut. Coba bandingkan dengan keikhlasan para guru-guru dahulu yg begitu tawadzu dan ikhlas dalam memberikan ilmu.

SEMOGA SIFAT KEIKHLASAN KE TAWADLUAN PARA PENDAHULU TERWARISKAN KEPADA KITA SEMUA DAN GALILAH TERUS ILMU WALAU SAMPAI UJUNG DUNIA DAN SAMPAI AKHIR HAYAT

WASIAT KHOMEINI

Berikut wasiat khomeini pada anaknya (para pemuda muslim umumnya) :

1. Berpuasalah setiap hari Senin dan Kamis;
2. Shalatlah lima waktu tepat pada waktunya dan berusahalah shalat tahajjud;
3. Kurangilah waktu tidur dan perbanyaklah membaca Al-Quran;
4. Perhatikan dan tepatilah sungguh-sungguh janjimu;
5. Berinfaqlah kepada fakir miskin;
6. Hindarilah tempat-tempat maksiat;
7. Hindarilah tempat-tempat pesta pora dan janganlah mengadakannya;
8. Janganlah banyak bicara dan seringlah berdoa, khususnya pada hari Selasa;
9. Berpakaianlah secara sederhana;
10. Berolahragalah (senam, lari jarak jauh, mendaki gunung, dll.);
11. Banyak-banyaklah menelaah berbagai buku (agama, sosial, politik, sains, filsafat, sejarah, sastra, dll.);
12. Pelajarilah ilmu-ilmu teknik yang dibutuhkan negara Islam;
13. Pelajarilah ilmu tajwid dan bahasa Arab, serta perdalamlah;
14. Lupakanlah pekerjaan-pekerjaan baikmu dan ingatlah dosa-dosamu yang lalu;
15. Pandanglah fakir-miskin dari segi material, dan ulama dari segi spiritual;
16. Ikuti perkembangan umat Islam.

Pesan2 dia meliputi pesan yg bersifat spiritual tapi juga yg berkaitan dengan bekal2 praksis yg nyata dan riil dari soal olahraga, ilmu teknik, pesta, tidur, dll.

Tentang konsep wilayatul ummahnya negara diawasi oleh dewan yg anggotanya dari orang2 pilihan baik utamanya dari segi akhlaq keagamaannya yg dirasa lebih islami dari pada sistem otokrasi yg banyak dianut negara-negara Islam apakah itu Arab Saudi, Kuwait, atau Turki dg sekularisasinya Kemal At Tartuk, atau konsep keemiran negara-negara teluk yang mirip dengan sistem kesukuan bangsa arab jaman dahulu.

Rabu, Oktober 03, 2007

MENUNDA MAKA LUPA

thpfcexAl Kahfi 23 dan 24 :
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali : "Insya Allah" . Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

Tafsirannya kira-kira jangan suka menunda-nunda suatu pekerjaan baik dan kalau merencanakan suatu pekerjaan esok hari katakan Insya Allah karena boleh jadi umur kita besok pagi belum tentu sampai. Biasanya kita menunda-nunda suatu pekerjaan karena suatu dan lain hal akhirnya kita lupa dan pekerjaan tersebut tidak terlaksana, oleh karenanya menunda-nunda sesuatu adalah suatu bentuk kemalasan yg dihembuskan setan kpd kita dan akhirnya memang menjadikan kita lupa.

Yang kedua adalah jika kita lupa atau seringkali linglung, bingung harus atau akan melakukan sesuatu saran saya segera ambil air wudlu dan dilanjutkan sholat untuk merefresh pikiran kita yg dipenuhi obsesi/urusan2 dunia yg memang tak ada habisnya. Insya Allah pikiran akan segar dan jernih dan ingatan2 kita akan tereview kembali, bahkan seringkali di dalam sholat kita kita menjadi ingat sesuatu hal yang sebelumnya kita lupa, menurut saya memang sholat kita tidak khusyu' tapi Allah Maha Tahu segala keinginan kita dan mungkin saja Allah berikan jalan petunjuk untuk ingat lewat munajat / doa2 kita dalam sholat tersebut.

MENEMBUS MALAM RAMADHAN

Rute yang ditempuh dalam perjalanan dimulai dari keluar kostan di Jatinegara Kaum, belok ke Pemuda, lanjut ke Pramuka, belok kanan naik fly over Matraman menuju Salemba - Kramat - Naik Fly Over Senen kemudian belok kiri di tikungan setelah Balai Pustaka tembus ke Pos Besar Jakarta - akhirnya sampai tujuan memasuki pintu sisi utara Istiqlal.

Berangkat jam 11an/12an dan sampai di 7an 1/2 jam kemudian. Ada beberapa kejadian dan aktivitas disekeliling saat melewati jalan daerah Jakarta di malam hari ini. Di daerah Pemuda yg sudah sepi oleh lalu lalang kendaraan, ada beberapa tempat hiburan yg buka, kafe di dekat Antam yang masih beroperasi dan rame oleh pengunjung, kemudian Cafe di sekitar Arion juga rame mobil parkir berderet dan beberapa taksi menunggu diluar. Lampu merah di malam hari ternyata masih aktif dan tak ada bebas lampu jalan seperti di Solo setelah melewati jam 12. Di daerah Pramuka di dekat Hotel Centralpun dan sekitarnya yg banyak cafe dan lapo-lapo rame oleh tukang ojek, taksi dan beberapa gadis yg gak tau tujuannya apa masih berkeliaran di malam hari. Setelah melewati Pramuka di daerah Matraman - Kramat - Senin sepi dan enak untuk dilalui walau beberapa kali bertemu patroli polisi, di daerah pasar Senin setelah fly over di depan Terminal tiap hari ada pemeriksaan kendaraan oleh Polisi baik dari sisi kanan atau kiri jalan dan sampai tujuan di istiqlal tanpa ada gangguan sedikit. Sesekali ketemu rombongan sahur on the road para remaja menggunakan kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun mobil yg menyemangati suasana ramadhan walau mungkin sifatnya hura2 dengan suasana hiruk pikuk menyusuri jalan-jalan secara semangat menunjukkan pemuda kita masih peduli dengan datangnya ramadhan ini.

Di satu sisi kita lihat suasana kondusif di Jakarta yang aman oleh pengendara tanpa ada gangguan dari orang2 yang bermaksud jahat, tapi ada sisi lain di mana di malam2 ramadhan yang seharusnya di isi dengan aktivitas2 yang bisa menambah amalan ramadhan ternyata masih banyak warga kita yang tidak mau menghormati bulan suci ini dengan melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat atau malahan menjurus kemaksiatan. Dan tentunya aparat keamanan yg ada kurang bisa memberi tegoran kepada para pengelola hotel dan tempat2 hiburan agar tidak terjadi penghakiman oleh ormas-ormas yang akhirnya mengambil tindakan yg mungkin seringkali dicap jelek oleh banyak orang karena menggunakan kekerasan. Memang ironis di negeri muslim terbesar ini law enforcementnya sangat rendah dan warganya sendiri yg banyak sekali yg mengaku muslim tapi tidak menghargai sifat kemuslimannya ini.

Untungnya para i'tikafer di masjid2 kita juga tak kalah lumayan, fastabiqul khairat lah
nyok dung !!!!!

Selasa, Oktober 02, 2007

TRANSFORMASI

osAda dilema dalam diri ketika ibadah2 yg kita laksanakan seringkali tidak tertransformasikan ke dalam kehidupan keseharian kita.
Ketika kita melakukan ritual-ritual seperti sholat, puasa, haji, dzikir2 fisikal, baca qur'an kadang kepikiran juga apasih dampak dari ritual2 tersebut dalam kehidupan ini, sudahkah kita saling mengasihi, saling berbagai, saling menyayangi, saling tolong menolong, saling mengingatkan, saling mentarbiyah, saling memberi dan lain2nya. Seharusnya hubungan ilahiyah kita ketika ritual2 tersebut dilaksanakan bisa kita refleksikan secara mendatar dengan sekeliling kita apakah itu sesama manusia, sesama makhluk dan seluruh semesta alam.

Kalau kita mengaca dalam kehidupan kita banyak orang yg sholat, ngaji, haji, tapi korupsi msh jalan, tipu menipu, berpenampilan menggoda, menuruti hawa nafsu, dll.....

Bahkan orang yang mengaku muslimpun banyak yg sudah lupa utk sholat, meninggalkan ngajinya, makan seenaknya walaupun saudara muslim lainnya puasa, mereka lebih baik tidur, cuek saja mendengar adzan, terlena oleh kerjanya, terbawa lingkungannya.

Agama hy jadi simbol saja, lihatlah FBR atau lembaga yg membawa simbol2 muslim tetapi mereka mau ambil jatah PKL yg ngumpulin uang dikit2, menampakkan wajah seram, sangar/simbol kekuatannya apakah macan, kelelawar, akar bahar, pedang, ingin menunjukkan kebesarannya bukan simbol saling kasih sayang, saling tolong menolong.