STRUGGLE - DINAMIC - EQUALITY - EGALITARY - SOCIAL - RELIGY - WELFARE - LEARN - ECONOMIC - USEFUL

Selasa, Februari 19, 2008

PERKAWANAN

Weekend di minggu ini adalah ketemu rekan-rekan lama dan juga ketemu saudara-saudara kita di Solo.
Dengan rekan mantan remaja masjid yang masih ikut nimbrung di komunitas Bapak Muda umuran 25 - 35 tahunan, adapun permasalahan yang ada di masjid dan di kampung adalah : post power sindrome generasi tua angkatan umur 50 ke atas yang masih memegang tampuk kepengurusan dan kendali terhadap jalannya aktivitas ibadah dan sosial di masjid kampung yang belum mau menyerahkan atau mendelegasikan wewenang kepada kaum muda yang sudah saatnya untuk maju dan ikut peran serta dalam pembinaan masyarakat muslim di kampung. Untuk segala urusan/kegiatan yang berkaitan dengan anak muda / masjid harus mengajukan proposal kegiatan dan dana, hal ini dibuktikan ketika kemarin kegiatan Idul Adha REMAS yang menjadi operasional masjid kesulitan untuk melaksanakan kegiatan dengan terbatasnya dana apakah itu untuk takbiran, untuk distribusi daging, kerja bakti lapangan tempat sholat yang membutuhkan beraneka ragam sarana dan prasarana termasuk akomodasi rokok dan makan malam.
Permasalahan berikutnya adalah ada beberapa pihak yang berkepentingan yang memanfaatkan kelengahan Pengurus Karang Taruna yang masih mentah dan belum matang dalam berorganisasi untuk urusan pencairan dana yang menggunakan kop dan stempel.
Permasalahan-permasalahan inilah yang cukup mengganggu dinamika anak muda dalam berkarya dan beraktivitas yang sehat dan lebih berguna bagi masyarakat sekitarnya.
Yang kedua adalah dengan rekan main, rekan seperjuangan untuk hidup dengan idealisme dan kepercayaan yang akan kebenaran. Perjuangan hidup dengan tetap memegang teguh asas-asas kehidupan ternyata harus menghadapi kendali dari kanan kiri dimana kita harus fleksibel dan mampu memecahkannya dan juga dapat mengambil kesempatan dari permasalahan tersebut agar tetap eksis dalam hidup dan kehidupan dan ini dinodai oleh teman-teman seangkatan dan seperjuangan yang sudah silau / bertabrakan olehh kepentingan ekonomi. Ketika ia diminta bantuan untuk mensukseskan suatu proposal proyek/ mengegolkan Kontingen PON Jateng tahun ini, dan juga urusan kerja yang ketika di bangun dari nol sampai akhirnya sudah menjadi besar ketika terjadi kesulitan, dia ditinggalkan oleh rekannya tersebut dengan melupakan perjuangan, perkawanan, persahabatan yang dibangun sejak kuliah hingga sekarang yg mungkin sudah berjalan 10-15 tahun karena urusan tersebut yang hitungannya hanya beberapa menit karena permasalahan tersebut maka persahabatan itu hancur dalam seketika dan menimbulkan dendam dan perselisihan yang lama dan tidak kelar.
Kemudian dengan rekan sepermainan dan pembelajaran bisnis menghadapi permasalahan teknis tentang bisnisnya yang ternyata sudah berkaitan dengan administrasi dan pembayaran yang melibatkan dunia maya dimana pembeli dan penjual tidak melihat hasil kerja tetapi berdasarkan kepercayaan yang merupakan implikasi dari globalisasi yang memudahkan transaksi sekaligus menghilangkan halangan-halangan dengan adanya teknologi komunikasi dan informasi.
Ada satu lagi cerita dari rekan kampus dahulu yang karena sistem kerja kontrak walaupun kemampuan sudah terbukti 2-4 tahun pengalaman, lulusan S2 Universitas berpengaruh di negeri ini tetapi penghargaan suatu institusi perdagangan yang kapitalis tanpa melihat apa yang telah ia berikan dan sumbangsih terhadap perusahaan dan juga istri dan anak yang dimiliki dengan alasan tersebut akhirnya harus tersingkir dari dunia pekerjaannya alias PHK.

Inti dari segala permasalahan tersebut adalah karena dunia ini sekarang sudah global, liberal, kapitalis, individualis yang mau tidak mau kita ikut terseret dan harus bisa mensikapi dan mensiasati dengan lebih arif dan tentu saja harus belajar terus menerus agar kita tidak terjebak dan hancur oleh kekuatan ini yang cara, pola kehidupan, sistemnya menghancurkan sendi-sendi kehidupan sekaligus mengharuskan kita terus berpacu dan berkompetisi.

Label:

Kamis, Februari 14, 2008

FAMILY

Keluarga inti yang terdiri dari Bapak, Ibu, dan Anak merupakan suatu hubungan yang sangat erat dan dikarenakan bertalian darah. Bapak dan Ibu yang disebut sebagai orang tua atau yang dituakan yang memberikan kita segala macam keperluan kita, membesarkan, merawat, memelihara, mendidik, sekuat tenaga dan semampu agar nanti anaknya menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat.
Tentunya dalam tugasnya sebagai orang tua dibekali pendidikan apakah itu berasal dari adat istiadat yang ada, dari pendidikan formal yang diperoleh, mempelajari Al Qur'an bagaimanakah seharusnya menjadi orang tua ataupun dari mana saja sumbernya. Tetapi ada juga orang tua yang kurang bertanggung jawab dalam hidupnya tentu saja dikarenakan di dalam hidup dan kehidupannya tidak berpegangan atau mengacu atau berpedoman suatu cara agar dia berhasil di dalam hidupnya apakah itu aturan-aturan yang ada yang mengajar dan mengajak kepada kebaikan hidup.
Tentu saja semua orang tua menginginkan kebaikan pada anaknya, tapi tentu saja dirinya seharusnya menjadi suri tauladan kepada anaknya, memberikan pembekalan secukup dan semampu yang dia punya dan jangan sampai karena suatu kesulitan yang dihadapi menyebabkan kehidupannya kacau dan akhirnya berakibat kepada kehidupan anaknya.
Dan anakpun memiliki kewajiban terhadap orang tuanya, bagaimana dia harus berbakti kepadanya.
Jadi antar anggota keluarga adalah sangat berhubungan dan berkaitan bagaimana orang tua maka begitulah anaknya, istilahe kacang ninggal lanjaran atau buah apel jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dan tentunya ada beberapa pengecualian tetapi secara statistik itu sangat kecil prosentasenya.
Hidup adalah sebuah pilihan dimana ketika kita salah memilih dan mengambil keputusan diri kitalah yang akan menanggung segala akibatnya baik dihadapan dirinya sendiri, dihadapan manusia maupun dihadapan Tuhan.

Label: